TOPIK
Penyidik KPK Diteror
-
Ade Irfan Pulungan menampik bila pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan terkait politik.
-
Ade Irfan Pulungan menampik bila pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel Baswedan terkait politik.
-
pembentukan tim ini sarat dengan pencitraan baik untuk polisi maupun Jokowi di tahun politik," ujar Neta S Pane.
-
Dalam Surat Tugas Kapolri Nomor Sgas/3/I/HUK.6.6/2019 itu tertera 65 orang lintas profesi yang akan turut mengusut kasus ini
-
"Pak Jokowi, kemana saja. Setelah mau digelar debat perdana baru dibentuk. Sudah hampir 700 hari. Kenapa baru sekarang," ujar Andre Rosiade
-
Mabes Polri akan membentuk tim gabungan terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
-
Hidayat Nur Wahid menilai pernyataan Andi Arief yang meminta Jokowi menyerahkan satu matanya ke Novel Baswedan terlalu berlebihan.
-
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis mengaku masih berutang penuntasan kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK
-
Anggota tim advokasi Novel Baswedan, Alghifary Aqsa, menyebut kliennya tidak berafiliasi dengan satu kelompok politik tertentu.
-
Sebaliknya, Bekto menuding Novel sulit dimintai keterangan. Padahal, keterangan penyidik KPK itu sangat penting untuk mengungkap kasus yang menimpanya
-
Ia menganggap bahwa tidak ada aturan yang mengkhususkan untuk membentuk TGPF kasus Novel Baswedan.
-
Meski begitu Argo tidak ingin membeberkan jawaban yang dilayangkan pihaknya ke Ombudsman.
-
Novel mengaku telah memberikan segala keterangan terkait kasus penyiraman air keras terhadap dirinya kepada penyidik kepolisiaan.
-
Hal itu dikatakan Novel saat melakukan peluncuran jam hitungan penyerangan air keras terhadap dirinya.
-
Polda Metro Jaya merespons temuan Ombudsman RI dalam penanganan kasus Novel Baswedan.
-
Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menanggapi usulan Ketua KPK Agus Rahardjo terkait Panic Button.
-
Jika kejadian yang menimpa pegawai KPK itu tidak pernah terungkap, ia mengkhawatirkan para koruptor akan semakin merajalela.
-
Berdekatan dengan Hari Hak Asasi Manusia yang jatuh pada Senin kemarin, Pegawai KPK meluncurkan jam hitungan penyerangan Novel Baswedan.
-
Saut Situmorang menilai selama tahun 2018 ini tak ada kemajuan berarti dalam penyelidikan kasus penyerangan kepada penyidik KPK, Novel Baswedan.
-
Bahkan dirinya mengaku pernah disebut ‘kambing’ karena dinilai lamban dalam mengupayakan menyelesaikan kasus itu.
-
Selain itu, Yudi menyinggung soal ucapan komisioner Ombudsman Adrianus Meliala tentang CCTV di rumah Novel yang disita KPK.
-
KPK menyebut rekaman CCTV penyerangan Novel Baswedan dengan air keras telah diserahkan ke pihak kepolisian.
-
Febri menilai, jangan sampai keterangan yang diberikan ORI tentang tidak kooperatifnya Novel, cenderung membuatnya dipersalahkan
-
Petunjuk kejadian yang dimaksud antara lain dua percobaan penabrakan terhadap Novel pada tahun 2016
-
Komisioner Ombudsman Republik Indonesia Adrianus Meliala meminta penyidik senior KPK Novel Baswedan untuk kooperatif.
-
Ombudsman RI berinisiatif untuk memeriksa sejumlah anggota kepolisian yang menangani kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
-
Ombudsman Republik Indonesia menemukan maladministrasi dalam proses penyidikan terkait perkara tindak pidana penyiraman air keras
-
Menanggapi hal tersebut Presiden Joko Widodo mengatakan dirinya tetap mengawal kasus itu melalui Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
-
Wadah Pegawai (WP) kembali menuntut komitmen Joko Widodo dalam menuntaskan kasus penyerangan fisik terhadap penyidik Novel Baswedan.
-
Menurut Moeldoko, dalam menjalankan tugas negara, Presiden ada pendelegasian dan masing-masing ada otoritas