Wisata Yogyakarta
Lembutnya Ikan Wader Presto, Dimasak Dulu Selama 4 Jam Sebelum Disajikan
untuk mendapatkan ikan wader yang lunak, ikan air tawar tersebut dimasak dengan menggunakan kayu bakar selama kurang lebih empat jam.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Jika anda bertandang ke daerah Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, tidak ada salahnya anda mampir ke warung makan sederhana milik Ny. Sriwanto (85).
Di sebuah warung sederhana anda akan menemukan olahan spesial yang berbahan baku ikan wader.

Selain dagingnya yang lembut dan durinya yang lunak, masakan ini juga bercitarasa gurih dan pedas. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Masyarakat mengenal olahan ikan wader milik Sriwanto tersebut dengan sebutan wader presto. Meski namanya wader presto, tetapi masakan wader tersebut sama sekali tidak diolah dengan cara dipresto.
Masyarakat menjuluki demikan karena daging ikan wader tersebut sangat lunak termasuk juga durinya.
Dikatakan Sriwanto, untuk mendapatkan ikan wader yang lunak hingga durinya itu, ikan air tawar tersebut dimasak dengan menggunakan kayu bakar selama kurang lebih empat jam.
Meskipun dimasak dalam waktu yang cukup lama, tetapi ikan wader tersebut tidaklah hancur.
Telah lebih dari 30 tahun Sriwanto membuka warung makan dan menyajikan hidangan wader presto ini. Selain dagingnya yang lembut dan durinya yang lunak, hidangan yang dimasak menyerupai mangut ini memiliki rasa gurih dan sedikit pedas.
Tak heran warung ini bisa bertahan lama dan selalu ramai dikunjunggi pembeli.
Sriwanto mengatakan, memasak ikan wader gampang-gampang susah karena memiliki banyak duri.
Menurutnya, daripada repot memisahkan duri dari daging, dia lebih suka melunakkan duri tersebut sehingga tidak repot saat dimakan.
Sebelum dimasak, ikan wader dibersihkan isi perutnya. Ikan lalu digoreng setengah matang agar tampilannya utuh dan dagingnya tak hancur saat diproses lebih lanjut.
Setelah itu, ikan diberi bumbu bawang merah, bawang putih, kemiri, merica, ketumbar, kunyit, dan garam, lalu direbus selama lebih kurang empat jam.
Agar rasanya lebih mantap dan sedap, Sriwanto menambahkan rempah daun salam, lengkuas, dan serai, ke dalam air rebusan ikan.
Agar ikan tidak terlalu lunak, memasaknya harus menggunakan kayu bakar dan apinya tidak besar.
Ikan wader yang digunakan adalah ikan wader yang ditangkap langsung dari sungai Progo. Menurutnya dia tidak pernah menggunakan wader hasil budidaya karena daging ikan wader yang dipelihara di kolam terasa hambar dan kurang gurih.
Dalam sehari Sriwanto menghabiskan sekitar 20 hingga 30 kilogram ikan wader.
Nenek Sriwanto membuka warung makan wader presto di tepi Jalan Sentolo-Muntilan kilometer 25, tepat di samping Balai Desa Banjarharjo.
Selain menyediakan olahan wader presto, di warung sederhana tersebut juga menyediakan beberapa jenis sayur yang bisa menjadi pendamping menyantap wader, seperti sayur tempe, dan gudangan.
Untuk masalah harga anda tidak usah khawatir, karena satu porsi hidangan wader presto harganya hanya Rp. 10 ribu itupun sudah termasuk minum. Meskipun warung ini biasanya buka hingga sore hari, tetapi sebaiknya anda jangan datang terlalu sore untuk memastikan anda tidak kehabisan hidangan lezat ini.(*)