Selasa, 11 November 2025

Wisata Jateng

Misteri Empat Arca Singa, 'Penjaga' Setiap Sudut Candi Ngawen, Kabupaten Magelang

Candi Ngawen ini terletak di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Arca singa yang terdapat di setiap sudut Candi Ngawen, Magelang. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Selain memiliki Candi Borobudur yang merupakan Candi Budha terbesar di Dunia, Kabupaten Magelang memiliki beberapa candi lainnya.

Satu di antaranya adalah Candi Ngawen.

Candi Ngawen ini terletak di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

candi ngawen
Kompleks Candi Ngawen, Kabupaten Magelang.  (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Candi Ngawen berada di samping persawahan dan tidak terlalu jauh dari pemukiman masyarakat.

Meskipun ukurannya tidak terlalu besar, tetapi keadaan komplek Candi Ngawen cukup terawat dan bersih.

Komplek Candi Ngawen terdiri dari lima buah candi yang berderet sejajar dari utara ke selatan.

Bangunan candi menghadap timur, berturut-turut dari arah selatan adalah Candi Ngawen I, II, III, IV, dan V, dengan masing-masing candi berdenah bujur sangkar.

Candi II dan IV memiliki bentuk, ukuran, dan kontruksi yang sama.

Dari kelima candi yang ada hanya candi II yang telah dipugar dan bentuknya paling mendekati sempurna.

candi ngawen
Reruntuhan Candi Ngawen. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Sedang keempat candi yang lain hanya tinggal bagian kakinya yang tersisa.

Salah satu keistimewaan Candi Ngawen adalah keberadaan empat buah arca singa di setiap sudut candi II dan IV.

Singa merupakan hiasan yang memiliki arti penting bagi suatu bangunan suci.

Kehadirannya dimaksudkan untuk menangkal pengaruh jahat.

Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, keberadaan candi Ngawen dikaitkan dengan Prasasti Kayumwungan atau juga dikenal dengan Prasasti Karangtengah.

Dalam prasasti tersebut menunjukan angka tahun 746 saka atau 824 Masehi.

candi ngawen
Komplek Candi Ngawen.  (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Candi Ngawen dijuluki pula candi peralihan. Sebab diperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-8, saat Dinasti Syailendra (Buddha) dan Dinasti Rakaipikatan (Hindu) berkuasa.

Walaupun dibangun oleh dua dinasti berbeda tetapi Candi Ngawen tetap dikategorikan sebagai candi Buddha.

Cirinya, terdapat stupa dan teras berundak yang merupakan simbol-simbol yang dipakai oleh candi Buddha.

Selain terdapat arca Budha dan arca Singa, pada bagian tubuh dan kaki candi juga dihiasi dengan beberapa relief seperti Kinara Kinari dan Kala Makara.

Posisi candi di komplek Candi Ngawen lebih rendah dibanding dengan tanah yang ada di sekitar candi.

Di depan bangunan candi terdapat ratusan bagian dari bangunan candi yang belum terpasang.

Untuk menikmati keindahan candi Ngawen, pengunjung tidak dipungut biaya. Pengunjung hanya perlu mengisi buku tamu yang disiapkan petugas keamanan.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved