Wisata Yogyakarta
Kuliner Yogya: Warung Bakso Pak Jam, Tak Pernah Sepi Meski Lokasinya Tersembunyi di Perkampungan
Meskipun telah sangat terkenal, harga seporsi baksonya masih terjangkau, hanya Rp.11 ribu.
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Lokasinya berada di tengah perkampungan dan cukup jauh dari pusat kota Yogyakarta.
Namun tetapi tidak membuat tempat makan yang satu ini sepi dari pengunjung.
Yang dijualnya pun bakso, salah satu makanan yang paling mudah ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Warung Bakso Pak Jam, Yogyakarta. (Tribun Jogja/Hamim)
Adalah warung bakso Pak Jam yang berada di dusun Ironayan, Kelurahan Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Rasa bakso yang spesial adalah alasan mengapa tempat makan “mblusuk” ini selalu didatangi pelanggannya.
Sesuai dengan namannya, warung bakso tersebut adalah milik Pak Jam.
Pria yang memiliki nama lengkap Jamhari tersebut mulai berjualan bakso sejak tahun 1983.
“Pertama kali berjualan dulu dengan cara keliling menggunakan gerobak di beberapa daerah kecamatan Banguntapan ini,” ujar Jamhari menceritakan.
Setelah sekitar lima tahun berjualan dengan cara keliling, akhirnya Jamhari membuka warung bakso sederhana dengan menggunakan tenda di halaman rumahnya.
Hingga kini menempati bangunan permanan yang mampu menampung puluhan orang.
Lebih lanjut bapak tiga orang anak tersebut menceritakan, keputusannya berjualan bakso karena pada saat itu dia kesulitan mencari pekerjaan.
“Karena pada saat itu susah cari kerja, saya mencoba pergi ke pasar melihat orang yang belanja keperluan untuk berjualan bakso.
Setelah tahu bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bakso, akhrinya saya coba-coba membuat bakso,” ceritanya.
Diungkapkannya, kualitas bakso setelah dia berjualan warung lebih baik daripada saat berkeliling.
Jika saat berkeliling bakso yang dibuatnya banyak campuran, setelah membuka warung, bakso yang dibuatnya hanya terbuat dari daging sapi.
Hal ini yang membuat rasa bakso racikan Jamhari begitu spesial.
Ketika memesan seporsi bakso komplit di warung yang mulai melayani pembeli setiap jam 10.00 pagi tersebut, anda akan memperolah semangkuk bakso yang berisikan mi kuning, potongan tahu goreng, bakso goreng, dan empat buah bakso.
Saat mencicipi baksonya, teksturnya kenyal dibagian luar dan pada bagian dalamnya begitu lembut.
Selain itu rasa bakso yang berukuran tidak terlalu besar ini juga sangat gurih.
Kuah baksonya, cukup bening dengan rasa yang gurih dan segar.
Citarasa bakso tersebut akan semakin mantap jika ditambah dengan sambal yang disediakan di setiap mejanya.
"Sambalnya pun cukup spesial. Jika di kebanyakan warung bakso sambalnya terbuat dari cabai yang direbus lalu dihaluskan, di sini sebelum digiling cabainya kami goreng, dan setelah itu kami goreng lagi," ujar Jamhari.
Dengan dua kali penggorengan tersebut membuat sambal di warung bakso tersebut lebih gurih dan semakin membuat seporsi baksonya makin nendang.
Meskipun telah sangat terkenal, harga seporsi baksonya masih terjangkau, hanya Rp.11 ribu.
Untuk melayani pelangganya, Jamhari menghabiskan sekitar 30 hingga 45 kilogram daging sapi.
Lokasi Bakso Pak Jam atau yang juga dikenal dengan Bakso Ironayan ini, berada di sebelah timur pusat kota Yogyakarta.
Jika dari pasar Kotagede, untuk mencapai lokasinya anda perlu ke timur hingga melewati Ring Road dan sampai di pasar Ngipik.
Dari pasar tersebut masih ke utara sekitar 1 kilometer hingga menemukan pertigaan yang terdapat tugu bertuliskan dusun Ironayan.
Dari pertigaan tersebut belok kanan sekitar 50 meter, warung Bakso Pak Jam berada persis di samping Masjid.
"Setiap harinya kami buka dari jam 10.00 pagi, dan maksimal kami buka sampai jam 20.00. Dan jika pada hari Jumat kami libur," pungkas Jamhari.(*)