Jumat, 5 September 2025

Bakpia Ini Murah Harganya, Rasanya Bersaing Dengan yang Mahal

Sumardi yang menjadi salah satu pemilik merk tersebut mengatakan ada dua jenis bakpia yaitu yang basah dan kering

Penulis: Hendra Gunawan
Dokumen pribadi
Sumardi dan bakpia buatannya 

TRIBUNNEWS.COM -- Jalan-jalan ke Yogyakarta, rasanya tidak lengkap kalau tidak membeli oleh-oleh bakpia.

Ya, jajanan yang dipopulerkan oleh pengusaha makanan asal Pathuk itu saat ini begitu melekat, sehingga namanya pun disebut sebagai bakpia pathuk mengambil nama asalnya.

Meski demikian, di daerah tersebut ada ratusan pengusaha bakpia, sehingga selain nama pathuk biasanya, mereka akan memberikan merk lain di belakang nama bakpia pathuk.

Salah satu merk yang kini dikenal adalah Bakpia Pathuk 'Mandiri 214'. Beberapa waktu lalu, Tribunnews berkesempatan mencicipi rasa bakpia yang dibuat di kawasan Kaliurang Yogyakarta tersebut.

Seperti merk lainnya, 'Mandiri 214' ini juga memiliki berbagai rasa antara lain kumbu hitam, kacang hijau, durian, coklat, dan keju. Rasanya memang cukup lembut di lidah.

Sumardi yang menjadi salah satu pemilik merk tersebut mengatakan ada dua jenis bakpia yaitu yang basah dan kering.

"Kalau basah biasanya hanya tahan selama satu minggu, sedangkan yang kering bisa sampai dua minggu," kata Sumardi.

Lelaki 38 tahun itu melanjutkan, ia dan adiknya yaitu Qomar, tidak mengambil keuntungan besar dari penjualan dagangannya.

Dengan demikian, jelasnya, maka bakpia yang mereka jual harganya terbilang cukup murah.

Satu kotak berisi 20 biji bakpia paling murah harganya Rp 15.000, sehingga sangat terjangkau untuk masyarakat kalangan bawah.

Meski demikian ia menjamin kualitas makanan tersebut. "Untuk rasa saya berani bersaing dengan yang harga tinggi," tegasnya.

Keunggulannya lainnya dibandingkan pesaing, tambah Mardi adalah tidak ada bahan pengawet dan pemutih.

Ia menegaskan menolak menggunakan bahan pemanis buatan, dengan demikian maka rasanya sejak awal selalu sama.

Mengenai riwayat berdirinya Bakpia Pathuk 'Mandiri 214', Mardi menceritakan sebenarnya usaha tersebut pada awalnya dirintis oleh sang adik yaitu Qomar.

Berangkat dari modal kecil, yaitu Rp 3,5 juta, pada 10 tahun yang lalu.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan