Sabtu, 23 Agustus 2025

Wisatawan dari Indonesia Sumbang Kunjungan Terbanyak ke Taiwan, Ini yang Menjadi Daya Tariknya

Taiwan bukan hanya kota dengan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Tapi juga ada lanskap bukit, pegunungan hijau

|
Penulis: Willem Jonata
Editor: Wahyu Aji
Handout/IST
TOURISM WORKSHOP - Suasana kebersamaan dalam Taiwan Tourism Workshop 2025 yang digelar di Jakarta, Rabu (20/8/2025). Turut hadir Abe Chou, Director Taiwan Tourism Information Center (lima dari kanan) dan Trust Lin Ph.D, Deputy Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO) (enam dari kanan). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Taiwan bukan hanya kota dengan gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Tapi juga ada lanskap bukit, pegunungan hijau, dan laut.

Alishan di Chiayi, Taiwan, misalnya, yang menyuguhkan keindahan alam dan kekayaan budaya.

Ia terkenal dengan hutan yang diselimuti kabut. Dari sana pula matahari terbit dengan menakjubkan.

Kita bisa menyusuri pegunungan itu dengan naik kereta tua yang jalurnya dibangun pada 1899.

Wisatawan juga dapat menikmati transisi dari musim panas ke gugur dengan Festival Balon Udara di Taitung.

Selanjutnya merasakan musim dingin dengan pemandian air panas Zhiben yang populer, dan menutup tahun yang meriah dengan kembang api.

Taman Nasional Kenting di Semenanjung Hengchun di Kabupaten Pingtung, Taiwan, juga menawarkan lanskap yang beragam: yakni gunung dan pantai dengan iklim tropis.

Betapa memukaunya menikmati pemandangan dari Selat Bashi dan Mercusuar Eluanbi.

Ada Pantai Batu Chuanfan, Teluk Siangiao, dan Pulau Pasir Kerang, hingga menjadikan Kenting surganya para pencinta alam yang suka petualangan.

Tak ketinggalan daya magis Sun Moon Lake, danau alami yang berada di 748 meter di atas permukaan laut.

Bagian selatan danau tersebut berbentuk bulan. Sementara di sisi utara berbentuk seperti matahari, sehingga dinamakan Sun Moon Lake atau Danau Matahari Bulan.
 
Itashao diakui sebagai pemandangan paling termahsyur di sekirar Sun Moon Lake. 

Taiwan kian serius memperluas target wisatawan dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia, yang dinilai sebagai salah satu yang paling potensial.

Hal ini tercermin dari strategi promosi yang diluncurkan Taiwan Tourism bersama dukungan penuh Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia.

Menurut Abe Chou, Director Taiwan Tourism Information Center di Jakarta (TTIC), daya tarik utama Taiwan bagi wisatawan Indonesia tahun ini berfokus pada tiga pilar: pengembangan rute penerbangan baru, promosi tempat wisata yang beragam, serta penciptaan lingkungan ramah Muslim.

Ia menerangkan ada banyak sekali program yang dirancangkan untuk memudahkan wisatawan Indonesia datang ke Taiwan.

"Kami bekerja sama dengan maskapai untuk membuka rute penerbangan langsung dan memperpendek jarak tempuh, sekaligus menawarkan berbagai paket wisata mulai dari family tour, graduation program, pengalaman kuliner khas Taiwan, memperluas area destinasi wisata, hingga daya tarik wisata dengan temamusim,” jelas Abe.

Bahkan, bagi wisatawan Indonesia yang ke Taiwan tanpa jasa tour travel atau datang secara mandiri, sudah disiapkan program Taiwan Lucky Land.

Melalui program tersebut, lanjut dia, wisatawan Indonesia bisa mengambil undian untuk memenangkan 5000 dollar Taiwan hanya dengan melakukan registrasi minimal 3 hari sebelum kedatangan ke Taiwan.

Trust Lin, Deputy Representative Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia, menegaskan bahwa TETO berperan sebagai jembatan diplomasi pariwisata.

“Kami mendukung Taiwan Tourism dalam menyelenggarakanpameran, roadshow, dan promosi media di Indonesia. Selain itu, TETOmenjadi platform kolaborasi antara agen perjalanan, maskapai, dan pelaku industri dari keduanegara,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Lin, pemerintah Taiwan tengah meninjau kebijakanuntuk mempermudah masuknya wisatawan Indonesia.

Langkah tersebut mencakupperluasan layanan e-visa, penyederhanaan visa kelompok melalui agen perjalanan, hingga kemungkinan perpanjangan program bebas visa atau entry yang lebih mudah. 

“Tujuannya jelas, mengurangi hambatan dan meningkatkan kenyamanan bagi wisatawan Indonesia,” terang Trust Lin.

Terhitung hingga tahun 2024, wisatawan Indonesia telah menyentuh angka 220.000.

Kontribusi wisatawan Indonesia sendiri dinilai cukup signifikan. Mereka termasuk dalam tiga besar pasar Asia Tenggara yang menyumbang kunjungan terbanyak ke Taiwan.

Dengan populasi muda dan kelas menengah yang terus berkembang, wisatawan Indonesia menjadi sasaran strategis. Saat ini Taiwan juga sedang menggencarkan wisata Halal yang cocok sekali dengan target pasar Indonesia.

Ke depannya, potensi pertumbuhan pasar wisata Indonesia ke Taiwan diprediksi akan semakin kuat dalam 3–5 tahun mendatang.

Kombinasi antara peningkatan konektivitas penerbangan, layanan ramah Muslim, serta promosi buda ya dan alamakan menjadikan Taiwan sebagai destinasi favorit baru.

“Kami optimis Indonesia akan menjadi salah satu penyumbang utama pertumbuhan pariwisata Taiwan,” ujar Trust Lin.

Sebagai informasi, ajang Taiwan Tourism Workshop 2025 digelar selama dua hari. Pertama di Bandung, Jawa Barat. Kemudian hari kedua acara dilanjutkan di Pullman Hotel, Central Park Jakarta, pada 22-24 Agustus 2025.

Baca juga: Topan Podul Terjang Taiwan, 5.500 Warga Dievakuasi, Sekolah Ditutup dan Penerbangan Dibatalkan

“Kami akan menghadirkan tren wisata kereta api yang tengah populer di Taiwan. Salah satu daya tarik utama adalah Kereta Haifeng, dengan tiga gerbongnya yang akan ditampilkan megah di Taiwan Travel Fair,” ujar Abe.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan