Marine Safari Bali: Antara Edukasi dan Upaya Menjaga Ekosistem Laut Nusantara
Tidak hanya menghadirkan berbagai jenis satwa di balik akuarium kaca, Marine Safari Bali juga menawarkan pengalaman yang lebih interaktif.
Marine Safari Bali juga memiliki tim medis yang siaga menjaga kesehatan para satwa, terdiri dari 2 dokter hewan, 2 perawat serta 4 laboran dilengkapi dengan laboratorium dan alat penelitian yang canggih.
Upaya Konservasi: Dari Terumbu Karang hingga Hiu Endemik
Bagi Marine Safari Bali, edukasi dan konservasi berjalan beriringan. Salah satu program utamanya adalah pembiakan terumbu karang dan satwa laut endemik.
“Kami sedang menjalankan program coral framing dengan memilih karang endemik atau yang terancam punah. Salah satunya dengan kelompok yang menyelamatkan karang dari lokasi reklamasi di Bermuda. Karang-karang yang hampir musnah ini kami pindahkan ke Bali untuk dibudidayakan di lingkungan terkontrol, lalu dikembalikan ke alam liar,” jelas Samuel.
Selain terumbu karang, Marine Safari Bali juga melakukan program penangkaran hiu bambu, cuttlefish, dan kuda laut. Untuk hiu endemik Indonesia, Marine Safari Bali bekerja sama dengan berbagai pihak untuk breeding shark ray.
“Program pembiakan shark ray belum banyak berhasil di dunia. Salah satu yang sukses adalah di Sentosa Sea Aquarium, Singapura, dan tim kami dulu ikut dalam proyek itu. Kini kami ingin melanjutkan upaya tersebut di Bali,” ujar Samuel.
Ia menambahkan, Marine Safari Bali memiliki fasilitas karantina dan penampungan terbaik di Indonesia, sehingga dipercaya untuk menjadi tempat penampungan sementara sebelum pelepasan satwa ke habitat aslinya.
Senada dengan itu, Direktur Taman Safari Indonesia, Aswin Sumampau menjelaskan bahwa yang dilakukan Taman Safari Indonesia merupakan konservasi ex-situ berfokus pada penyelamatan dan pengembangbiakan spesies langka di luar habitat aslinya.
“Konservasi ex-situ bisa dibilang sebagai tembok pertahanan terakhir. Ketika kondisi di alam terlalu sulit atau habitatnya terancam, konservasi ex-situ memastikan kita masih memiliki cadangan genetik dan populasi spesies tersebut. Jadi, kalau di alam mereka terancam punah, kita masih punya stok untuk menjaga keberlangsungan hidupnya,” jelas Aswin secara daring, Minggu (12/10/2025).
Ia menyebut, hal ini menjadi bentuk nyata dari komitmen Taman Safari Indonesia dalam memastikan keseimbangan ekosistem tetap terjaga, sekaligus memberikan harapan bagi kelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.
Terlebih, Marine Safari Bali juga memiliki Varuna Tank yang merupakan akuarium terbesar di Pulau Bali yang berukuran 20 x 7 meter dengan total kapasitas 1,3 juta liter air.
Menariknya, selain menjadi tempat bagi 1.500 ikan dari 30 spesies, akuarium ini juga menjadi latar dari Varuna Show, pertunjukan teatrikal bawah air kelas dunia yang dapat disaksikan pengunjung sambil menikmati santapan fine dining mewah.
Bukan sekadar hiburan, pertunjukan teatrikal bawah air pertama di Indonesia ini juga menghadirkan cerita dengan pesan kuat yang berkaitan dengan konservasi laut dan dampak sampah plastik di lautan serta mengaitkannya dengan budaya Bali.
Dengan menghadirkan wisata yang berpegang pada edukasi dan konservasi, Taman Safari Indonesia berharap Marine Safari Bali tidak hanya memberikan hiburan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, tetapi juga menjaga alam Indonesia tetap hidup dan lestari.
| Aktivitas Penambangan di Raja Ampat Bisa Picu Sedimentasi dan Hancurkan Terumbu Karang |
|
|---|
| Cerita Eks Pemain Sirkus OCI Alami Penyiksaan Horor: Dipaksa Makan Kotoran Gajah Hingga Disetrum |
|
|---|
| Siswa SD di Ampenan NTB Diberikan Edukasi Pentingnya Menjaga Ekosistem Laut dan Perilaku Hidup Sehat |
|
|---|
| Viral Pengunjung Taman Safari Bogor Turun dari Mobil, Ini Kronologi dan Peringatan Bahayanya |
|
|---|
| Melestarikan Keajaiban Laut Melalui Budidaya Mutiara Terakhir di Wilayah Hurun |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.