Tribunners / Citizen Journalism
Kisah Ide Syamsuddin Mencari Keadilan Untuk Sang Anak: Diusir Karena Pak SBY Hendak Rapat
Perjuangan Ide Syamsuddin mencari keadilan di Jakarta untuk anaknya yang menjadi korban dugaan malapraktik, harus ia lalui secara berat.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Oleh Syarif Hidayat dari Masyarakat Peduli Kemanusiaan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjuangan Ide Syamsuddin mencari keadilan di Jakarta untuk anaknya yang menjadi korban dugaan malapraktik, harus ia lalui secara berat.
Berhari-hari ia mencari perhatian pihak berwenang dan publik lewat beragam cara, termasuk mendirikan tenda di gerbang Gedung DPR RI selama ratusan hari. Perjuangannya terancam mentok.
Namun, ada sejumlah pihak bersimpati, termasuk Syarif Hidayat dari Masyarakat Peduli Kemanusiaan. Syarif kemudian menyurat ke Tribunnews.com dan berkisah soal lika-liku yang dialami Ide Syamsuddin demi keadilan bagi buah hatinya, Ellyna Fitri. Berikut kisah yang dikirim Syarif.
Baca Juga:
Ide: Setelah Operasi Usus Buntu di RSUD Indra Sari Inhu, Perut Anak Saya Bengkak
DKR Tuntut Keadilan Bagi Korban Malpraktik Ellyna Fitri
Kronologi
Pada Kamis, 14 Agustus 2014, Ide Syamsudin (44 tahun) beserta Istri dan anaknya, Ellyna Fitri (16) dari Riau tengah mengadakan aksi mencari keadilan atas dugaan kasus malapraktik pada Ellyna. Aksi dilakukan di depan gerbang DPR RI Jakarta. Aksi sudah memasuki hari ke-127, mereka tetap bertahan di depan pintu gerbang.
Pada hari itu, sekitar pukul 08.00 WIB datang petugas dari Kepolisian Pospol Palmerah Polsek Tanah Abang dan Satpol PP menumpang mobil pribadi dan mobil kerangkeng. Ide Syamsudin diminta oleh aparat kepolisian dari Pospol Palmerah yang bernama:
1. Bpk SISWANTO S,E
2. Bpk WIHARTO
3. Bpk TEGUH
Mereka meminta dan memberitahukan untuk sementara meninggalkan Gerbang DPR-RI beserta mencabut semua spanduk-spanduk yang berkaitan aksi tersebut.
Alasannya, pada Jumat 15 Agustus 2014, akan diadakan Rapat Paripurna yang akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Setelah 17 Agustus 2014, Ide diperkenankan untuk melanjutkan kembali aksinya. Namun saat Ide Syamsudin dan aparat kepolisian sedang bernegosiasi untuk masalah tempat tanggal sementara, lantaran Ide tidak memiliki tempat di Jakarta, tiba-tiba secara arogan dan marah-marah datang aparat Pemda yang mengaku sebagai kepala Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat yang bernama Al Hidayat.
Sambil mengatakan "Saya ini Camat", oknum tersebut bergegas. Berikutnya, oknum itu beserta petugas Satpol-PP dan pihak Kepolisian membuka semua spanduk-spanduk secara paksa.
Ide Syamsudin beserta anak dan isteri secara paksa dinaikkan ke dalam mobil kerangkeng. Kepungan aparat Satpol PP dan kepolisian, termasuk Kapolsek Tanah Abang, membuat Ide dan keluarga tak berdaya. Ada dugaan tindak kekerasan yang terjadi pada proses itu.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.