Kamis, 9 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Kongres IV PDI Perjuangan

Kongres IV PDIP 2015 Dibonsai oleh Rakernas PDIP September 2014 di Semarang

Kongres IV PDIP kali ini sesungguhnya telah kehilangan rohnya sebagai "Forum Tertinggi Pengambilan Keputusan Partai"

Editor: Gusti Sawabi
TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Seorang pengendara melintas didepan spanduk yang bertuliskan tentang dukungan Walikota Surabaya Tri Rismaharini di Jalan Hang Tuah Sanur, Denpasar, Rabu (8/4/2015). Orang Nomor satu Surabaya ini digadang-gadang akan menjadi calon ketua Umum PDI Perjuangan dalam kongres IV PDI Perjuangan di Bali. TRIBUN BALI/RIZAL FANANY 

6. Gagal memperjuangkan UU MD3 yang memberi peluang kepada Partai peraih suara dan kursi terbanyak di DPR menjadi Ketua DPR dan Ketua-Ketua Komisi di DPR.

7. Gagal memperjuangkan Undang-Undang Pemilukada dengan sistim pemilihan langsung pada akhir tahun 2014.

8. Gagal dalam memperjuangkan ka-kadernya dalam mengisi kursi Ketua DPR dan MPR 2014- 2019 sebagai akibat gagalnya PDIP memenangkan perkara uji materil UU MD3 tahun 2014 terhadap UUD'45.

9. Gagal menuntaskan kasus 27 Juli 1996, yang terkatung-katung penyidikan dan penuntutannya sejak tahun 1996 hingga saat ini.

9 (sembilan) kegagalan ini merupakan kegagalan Megawati Soekarnoputri/"Nawa Gagal" Megawati sejak menjadi Ketua Umum PDIP tahun 1999 sampai sekarang, ketika menghadapi issue-issue nasional yang strategis tentang kebangsaan, kenegaraan dan NKRI.

Karena itu NAWA CITA yang menjadi visi misi Presiden Jokowi-JK, visi miisi KIH dalam perjuangannya akan berhadapan dengan 9 kegagalan Megawati Soekarnoputri atau NAWA GAGAL MEGAWATI SOEKARNOPUTRI, yang selama ini tidak pernah dievaluasi dalam setiap Kongres PDIP termasuk Kongres PDIP kali ini.

Padahal idealnya, Kongres PDIP kali ini bukan saja harus mampu menumbuhkan sikap berani dari kader-kader Partai untuk mengevaluasi Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, akan tetapi juga Megawati Soekarnoputri harus membuka diri terhadap kritik dari kader-kader termasuk memberi kesempatan kepada kader-kader muda potensial seperti; Pramono Anung, Ganjar Pranowo, Teras Narang, Eva Kusuma Sundari dll. untuk mengambil bagian dalam pertarungan menuju kursi Ketua Umum PDIP sebagai langkah awal membangun demokrasi yang sehat, tidak loe lagi-loe lagi atau Mega-Mega yes, tetapi demokrasi dua arah secara timbal balik. (Petrus Selestinus, Koordinator TPDI).

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved