Selasa, 9 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Paskah 2016

Visualisasi 'Kisah Kasih dalam Sengsara' Yesus di Gereja Kristus Raja Ungaran

Halaman Gereja Kristus Raja Ungaran, Semarang sudah dipadati oleh umat yang hadir untuk mengikuti visualisasi Penyaliban Yesus.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Visualisasi 'Kisah Kasih dalam Sengsara' Yesus di Gereja Kristus Raja Ungaran
Romo Aloys Budi Purnomo Pr
Visualisasi berjudul Kisah Kasih dalam Sengsara.

Penulis: Romo Aloys Budi Purnomo Pr

SEJAK pukul 06.00 pagi, Jumat (25/3/2016), halaman Gereja Kristus Raja Ungaran, Semarang sudah dipadati oleh umat yang hadir untuk mengikuti visualisasi Penyaliban Yesus.

Dari anak-anak hingga kakek-nenek, mereka sudah hadir, meski rencana visualisasi baru akan dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB.

Itulah semarak dan semangat umat menyambut hari kenangan Yesus wafat.

Naskah Visualisasi berjudul "Kisah Kasih dalam Sengsara", dipersiapkan oleh Romo Aloys Budi Purnomo Pr yang sekaligus menyutradarai visualisasi ini bekerjasama dengan Gusur, Aang, Rizal dan Ucup serta rekan-rekan Orang Muda Katolik Paroki Ungaran dalam hal pelatihan dan properti visualisasi.

Para pemain adalah Orang Muda Katolik Paroki Ungaran, kecuali yang berperan sebagai Yesus dari Gereja Kristen, Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Terjadi kolaborasi sinergis antara OMK pemain visualisasi dengan OMK paduan suara dan anggota Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) yang turut menyemarakkan suasana visualisasi dengan peran mereka masing-masing dalam akting dan bernyanyi.

Keunikan dari visualisasi ini adalah dimunculkannya adegan-adegan yang tidak biasa. Misalnya, penyesalan Yudas karena telah menyerahkan Yesus kepada para imam kepala dan orang Farisi di Getsemani, namun penyesalan itu tidak disertai dengan pertobatan dan perubahan hidup.

Di hadapan Imam Agung, ditampilkan tuduhan bahwa Yesus menggunakan ilmu sihir. Dan saat dihadirkan saksi yang mestinya diharapkan memberatkan tuduhan itu, ternyata saksi dengan gagah berani justru membela Yesus di hadapan Imam Agung.

Saksi itu mengatakan bahwa Yesus tidak menggunakan ilmu sihir melainkan justru kuasa Allah yang hebat. Sebab saksi itu ternyata adalah seorang yang buta sejak lahir dan disembuhkan oleh Yesus hingga bisa melihat.

Maka, baginya, itu bukan ilmu sihir, melainkan kuasa Allah yang hebat. Saksi justru membela Yesus dan melawan Imam Agung sehingga harus diseret keluar.

Ditampilkan dalam visualisasi ini sejumlah orang bersama orang buta sejak lahir yang disembuhkan Yesus itu - yang membela Yesus juga di hadapan Pilatus.

Mereka menjadi tokoh-tokoh protagonis yang membeba Yesus berhadapan dengan tokoh-tokoh antagonis yang menghasut Pilatus agar menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus; meski toh pada akhirnya, Yesus tetap dijatuhi hukuman mati oleh Pilatus.

Hal lain yang unik dari visualisasi ini adalah, sesaat setelah Yesus menyapa Maria ibu-Nya yang bersama Yohanes - murid terkasih - yang mengikuti Yesus hingga Golgota.

Yesus menyerahkan Maria kepada Yohanes seabagi ibundanya dan menyerahkan Yohanes kepada Maria sebagai anaknya pula, para wanita yang membela dan menangisi Yesus bersama umat menyanyikan lagu Ndherek Dewi Maria dengan iringan saksofon yang dilantunkan Romo Budi.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan