Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Sel Khusus yang ''Menundukkan'' John Kei

Kami berbincang tak lebih dari 30 menit. Aku tidak pernah menyangka pria yang sekarang dihadapanku ini telah berubah sejak menjalani hukuman.

Ratnaningsih Dasahasta, Tenaga Ahli Kedeputian V, Kantor Staf Presiden
John Kei merupakan salah satu hasil pembinaan di penjara super maksimum ini. Meski baru menyelesaikan kurang dari sepertiga masa tahanannya, kini John Kei sudah banyak berubah. Dia menjadi pengkhotbah. 

Kesadaran John Kei muncul saat menempati penjara super-maximum. Dia menempati sel yang hanya selebar dua meter dan panjang lima meter saja.

Semua aktifitasnya dari tidur, mandi, membaca buku, marah, menangis. Bahkan dia hanya bisa berbicara dengan tembok. Dia sendiri. “Tidak ada yang mampu bertahan di Lapas Super Maximum, sehebat apapun dia.” katanya.

Kurungan khusus ini memang memiliki empat tingkatan pengamanan. Dari Super Maximum Security (Pengamatan Sangat Tinggi), Maximum Security (Pengamanan tinggi), Medium Security (Pengamanan Sedang) dan Minimum Security (Pengamanan Rendah). Setiap level akan ada konsekuensi bentuk pengamanan, pembinaan dan penilaiaannya.

Model ini baru ada di Indonesia sejak Agustus tahun lalu. Saat ini Lapas yang mempunyai sel khusus baru ada di lima lokasi.

Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Batu Nusakambangan, Lembaga Pemasyarakatan kelas IIA Pasir Putih Nusakambangan, Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas III Langkat di Sumatera Utara, Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas III Kasongan di Yogyakarta, Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Gunung Sindur di Jawa Barat.

Konsep ini dibuat untuk memotivasi narapidana menjadi lebih baik. Selain itu guna mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang di lapas ataupun di rumah tahanan.

Mereka yang ditempatkan di kurungan spesial ini kebanyakan dengan latar belakang pembunuhan, teroris, dan narkoba.

John Kei merupakan salah satu hasil pembinaan di penjara super maksimum ini. Meski baru menyelesaikan kurang dari sepertiga masa tahanannya, kini John Kei sudah banyak berubah. Dia menjadi pengkhotbah.

Pengalamannya memberikan pencerahan bagi narapidana lain. “Saya ingin menjadi manusia baru ketika saya keluar dari penjara. Saya menyerahkan hidup saya pada Tuhan,” katanya menutup perbincangan kami.

Meski hanya sebentar, pertemuanku dengan John Kei memberi sedikit rasa lega. Kantor Staf Presiden tempatku bekerja memang memberi perhatian terhadap program Revitalisasi Pemasyarakatan, terutama untuk mengatasi over kapasitas lapas dan pembinaan napi.

John Kei adalah salah satu contoh betapa program sel khusus yang sudah berjalan setahun ini memberikan hasil yang menggembirakan.

Pertemuan singkat dengan John Kei memberi harapan bagi kelanjutan program ini sebelum mereka kembali ke masyarakat. Aku pun berpamitan. John Kei menjabat tanganku dengan hangat. Kami berharap akan kembali bertemu nanti, dengan suasana yang lebih baik lagi.

Penulis : Ratnaningsih Dasahasta, Tenaga Ahli Kedeputian V, Kantor Staf Presiden

Klasifikasi :

Super Maximum Security (Pengamatan Sangat Tinggi)

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved