Kamis, 21 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Demo Greta dan Aksi Doni Menjaga Alam

Tragedi alam yang merenggut banyak jiwa tak selamanya karena dahsyatnya bencana tersebut. Korban berjatuhan memang tak terelakkan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-inlihat foto Demo Greta dan Aksi Doni Menjaga Alam
Ist/Tribunnews.com
Greta dan Doni Monardo Kepala BNPB.

Alhasil, Desember 2018, lebih dari 20.000 siswa telah melakukan pemogokan di setidaknya 270 kota, di seluruh dunia, termasuk salah satunya yang paling disorot adalah aksi ‘March for Our Lives’ di Sekolah Parkland di Florida, Amerika Serikat.

Dalam sambutannya pada Konferensi PBB untuk perubahan iklim Desember tahun lalu, Greta menghimbau masyarakat dunia bersatu dan bergerak untuk membuat perubahan.

“Saya yakin dan percaya bahwa secara bersama sama masyarakat bisa berbuat sesuatu demi menyelamatkan lingkungan, untuk hidup yang lebih baik bagi kita dan generasi mendatang. Suarakan secara jernih dan lantang tentang kepedulian lingkungan ini walaupun mungkin rasanya tidak nyaman!” tegas Greta.

“Kita tak mungkin mengatasi sebuah krisis tanpa menyadari dan bertindak bahwa hidup kita saat berada dalam sebuah krisis. Suka atau tidak suka kita harus membuat perubahan, perubahan gaya hidup yang lebih ramah dan lebih peduli kepada lingkungan," lantangnya.

February lalu, Greta mencanangkan aksi Jumat-nya dengan label "Jumat untuk Masa Depan atau Friday for Future".

Sebelumnya, bersama rekan-rekan sekolah dan gerakannya, Greta disindir oleh Menteri Lingkungan Belgia sebagai pembual.

Pada bulan Februari itu, setelah aksinya menjalari ratusan kota di dunia disusul simpati ratusan ilmuwan dunia. Ujungnya Menteri Lingkungan Belgia tersebut mengundurkan diri.

Kritik dan Kritis Doni

Greta dan Doni Monardo Kepala BNPB memang tak saling kenal. Profesinya pun berbeda, yang satu pelajar dan satunya lagi militer aktif.

Namun jauh sebelum dilantik presiden menjadi Kepala BNPB pada 9 Januari 2019, Doni juga sudah melakukan "aksi" merawat alam -- tentu dengan cara dan di negara masing masing.

Dalam sebuah kesempatan, perwira berpangkat letnan jenderal yang dikenal rajin menanam pohon sejak lulus Akabri 1985, memaparkan bahwa Indonesia ternyata mempunyai siklus peristiwa alam, termasuk di dalamnya bencana alam.

Siklus ini berlangsung dalam rentang waktu tertentu dan menurutnya peneliti mengungkap bahwa bisa dikatakan siklus ini berpola.

“Indonesia dalam sejarah memang telah mengalami peristiwa alam seperti gempa dan tsunami secara berkala. Bisa dicontohkan gempa dan tsunami yang menerjang Palu. Ternyata sudah jauh-jauh hari sudah diperingatkan oleh Prof. Sadli pakar bencana alam Indonesia."

Prof Katili mengatakan bahwa pada tahun 1927 Palu mengalami gempa, dan kejadian ini terulang lagi di tahun 1968.

Masih mengutip Prof. Katili, Doni mengungkapkan,  pernah dilontarkan bahwa Palu tidak cocok untuk dijadikan ibu kota provinsi. Peringatan itu disampaikan sang professor pada tahun 1970 bahwa akan ada gempa pada tahun 2000 di Palu.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan