Tribunners / Citizen Journalism
Permintaan Maaf Boeing dan Tangisan Ibu Pertiwi
Semakin mendekati hari pencoblosan Pilpres, potensi jotosan makin membesar. Jangan biarkan Ibu Pertiwi menangis sedih.
Editor:
Yudie Thirzano
Ibu Pertiwi Pun Menangis
Fenomena peng-grounded-an Boeing 737 Max 7 ini bisa kita sejajarkan dengan sikon di tanah air. Semakin mendekati 17 April ini persaingan antara TKN dan BPN semakin sengit.
Saling lontar sindiran sampai serangan terjadi. Yang berbahaya bukan persaingan di kalangan elit yang bermain di wahana wacana, orang-orang di akar rumput justru gampang terbakar.
Lihat saja gesekan yang terjadi bukan saja di media sosial, melainkan juga di lapangan.
Orang yang memakai kaus tertentu dilarang masuk wilayah yang menjadi basis pesaingnya. Perang mulut bisa berubah menjadi tukar tampar sampai perang parang.
Di musim hujan ini, mengapa kita tidak mengakhiri ‘perang saudara’ ini dengan guyuran pemahaman yang lebih menyejukkan.
Saat berdiskusi dengan seorang bapak yang sekian puluh tahun malang melintang di dunia pendidikan, dia berkata, “Jika masing-masing pihak berpijak pada tataran akhlak dan moral, seharusnya perang saudara ini tidak seharusnya terjadi.”
PSI, PDIP dan NKRI
Bersamaan dengan ramainya berita tentang pengandangan Boeing 737 Max, ‘perang’ antara PSI dengan partai lain, termasuk partai koalisi, memanas.
PSI berkata lantang bahwa partai besar—bahkan yang nasionalis sekalipun—bungkam terhadap kasus-kasus inteloransi.
Penahanan seorang ibu yang mempertanyakan suara azan yang membuatnya dipenjara, sulitnya izin pendirian gereja sampai perusakan gereja di berbagai tempat, disuarakan oleh PSI—dalam hal ini Grace Natalia—sebagai kegamangan, bahkan kegagalan partai besar dalam mengumandangkan suara kebenaran.
Partai-partai yang kena bidik tentu saja membalas balik. Mereka menyayangkan partai yang dianggap masih ‘gurem’ ini sudah merasa paling benar, padahal mereka sendiri masih berjuang untuk mencapai threshold 4% agar bisa melaju ke Senayan. Mereka menyerang balik bahwa PSI kurang informasi, bahkan mencoba merebut suara mereka.
PSI yang mencoba menarik simpati generasi milenial memang terlihat vokal menyuarakan apa saja yang dianggap tidak adil. Dengan tokoh-tokoh muda di belakangnya— Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Isyana Bagoes Oka—termasuk Tsamara Amany Alatas dan Rian Ernest memang tampak mempesona dan meraih simpati. Namun, apakah mereka tetap bisa segarang ini saat sudah duduk di kursi empuk?
Sakitnya Prabowo dan Ucapan Simpati Pendukung Jokowi
Entah asli entah gorengan, Prabowo diberitakan mengalami stroke ringan. Pihak Prabowo membantahnya.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.