Tribunners / Citizen Journalism
Musibah Datang, Umrah Menjelang
Lalu bagaimana dengan calon jemaah umrah yang desanya terisolir hampir 9 hari, sementara jadwal keberangkatan umrah tak bisa ditunda.
Editor:
Hasanudin Aco
"Siapkan helikopter, segera evakuasi, bantu mereka," ujar Bambang menirukan ucapan Doni.
Berikutnya, Bambang menyampaikan keadaan yang menimpa para jemaah umrah yang masih terisolir tadi.
Melalui koordinasi singkat, saat helikopter sudah siap, Bambang kembali melaporkan bahwa TNI sudah berhasil menembus Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya. Artinya, TNI sudah berhasil membuka akses keluar masuk Kiarasari.
Akhirnya, BNPN menyiapkan satu unit bus nopol B 7291 PPA untuk mengantar para jemaah umrah tadi dari Bogor ke hotel transit.
“Karena mereka sudah tidak lagi terisolir, maka bis menunggu di terminal Leuwiliang. Dari sana, bis mengangkut sekitar 30 jemaah,” ujar Bambang, yang ikut mendampingi para jemaah umrah tadi bersama Danramil Cibungbulang, Kapten Arm Dudung Abdul Rozak.
“Bantuan BNPB ini sebenarnya sarat makna. Betapa, bahwa untuk bisa berangkat umrah, para warga desa tadi sudah berusaha dengan semua kemampuannya. Mereka bukanlah warga masyarakat kelas atas, yang bisa umrah kapan saja.
Di samping itu, jadwal umrah mereka sudah terjadwal dan terikat dengan tiket pesawat dan visa,” ujar Bambang.
Itu artinya, jika mereka gagal berangkat, derita mereka menjadi berkali-kali lipat. Mereka adalah para petani, peternak, dan pedagang kecil.
Akibat bencana longsor, bisa dibilang aset mereka terkubur. Untuk bertahan hidup, hanya mengandalkan tabungan yang tidak seberapa, bahkan mungkin sekarang sudah menipis.
“Bahwa doa hamba yang sedang tertimpa musibah, insya Allah diijabah Allah,” ujar Doni Monardo bahagia setelah mendengar kabar para warga sudah mendekati Bandara Soekarno Hatta.
“Kepada para tamu Allah itu kami menitip doa, yang intinya fenomena alam boleh saja terjadi, tetapi mohon jauhkan negeri kami dari bencana dan musibah.”
Bambang mengaku, saat di lapangan membantu para jemaah umrah, ada saja suara sumbang. Ia mencontohkan, “orang sedang ada musibah kok malah ngurusi jemaah umrah.” Atas cemooh tadi, Bambang hanya diam.
“Mereka tidak tahu, bahwa jemaah ini justru korban musibah juga. Dan mereka adalah tamu-tamu Allah. Ingat, musibah dan bencana itu juga tidak luput dari tangan Tuhan,” kata Bambang Surya pula.
Sementara, Anna Tarigan di tempat terpisah membenarkan, jemaahnya terisolir dan sempat terancam gagal berangkat. Sebagai penyelenggara jasa umrah, ia sebenarnya tidak wajib mengupayakan penjemputan ke lokasi bencana.
Tetapi, atas nama kemanusiaan, dan atas nama membantu umat menjalankan ibadah, ia pun berupaya agar mereka tetap bisa berangkat.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.