Kamis, 11 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Kuliah Umum Doni Monardo di UMJ Memukau Para Calon Dokter

Doni memenuhi undangan Kaprodi Fakultas Kedokteran UMJ, untuk memberi kuliah umum dengan topik “Lingkungan yang Sehat untuk Tubuh yang Sehat".

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Doni Monardo memberi kuliah umum dengan topik “Lingkungan yang Sehat untuk Tubuh yang Sehat” disambut tepuk tangan dekan, kaprodi, dosen dan para mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu (3/11/2021) pagi. 

Ia memberi contoh aktivitasnya pekan lalu. Tiga hari ia masuk ke pedalaman Kalimantan Tengah, menuju Katingan.

“Lahan gambut yang dikelola dengan baik, akan meminimalisir kebakaran hutan. Sedangkan, budidaya ikan gabus di dalamnya, bisa memberi asupan nustrisi bagi masyarakat. Mengonsumsi ikan gabus, bisa mencegah stunting,” papar Doni.

Di lokasi pedalaman Kalimantan Tengah, juga menjanjikan sektor pariwisata petualangan yang sangat eksotik. “Selama di sana, HP kami simpan. Soalnya tidak ada signal,” ujar Doni sambil tertawa.

Ia melanjutkan, “Kami tidur di atas perahu di perairan sekitar lahan gambut, dikelilingi hutan perawan. Sungguh sebuah pengalaman berwisata yang sangat mengesankan. Para turis, utamanya turis asing, sangat menyukainya.”

Inisiatif dan inovasi masyarakat, bahkan berhasil mendapatkan albumin.

“Saudara-saudara mahasiswa kedokteran tahu persis apa itu albumin dan manfaatnya,” kata Doni.

Albumin digunakan untuk mengatasi hipoalbuminemia, yaitu rendahnya kadar albumin dalam darah. Albumin juga digunakan untuk menangani syok hipovolemia akibat cedera atau luka bakar yang parah.

Albumin merupakan protein utama di dalam darah manusia.

Inovasi masyarakat yang sudah dimulai di Siak Riau, yang menghasilkan ekstrak untuk mendapatkan albumin tadi, bahkan memperoleh penghargaan saat dipresentasikan di MIT (Massachusetts Institute of Technology), Amerika Serikat.

“Sungguh luar biasa,” tambahnya. Hal serupa kemudian dirintis juga di Katingan Kalteng.

Doni berharap, pengelolaan lahan gambut dibarengi budidaya ikan gabus, bisa dikembangkan. Jika itu dilaksanakan, kebakaran hutan bisa ditekan.

“Api hanya takut satu, yaitu takut air. Manakala lahan gambut dikeringkan, ia akan mudah terbakar, tetapi selama lahan gambut tetap basah, dijadikan rawa-rawa, api tidak akan bisa menyentuh,” ucap Doni.

Diilustrasikan, dampak kebakaran lahan gambut sangat serius. Jika gambut sudah terbakar, sangat sulit dipadamkan, tidak bisa juga menggunakan water bombing.

“Tahun 2015, kebakaran hutan di Indonesia khususnya gambut, mencapai 2,6 juta hektare. Kerugian ekonomi yang dievaluasi World Bank mencapai 16 miliar dollar AS. Lebih besar dibanding kerugian ekonomi akibat tsunami aceh tahun 2004 lalu,” papar Doni, fasih.

Bukan hanya itu. Emisi karbon yang dihasilkan selama kebakaran gambut tahun 2015, oleh sejumlah ahli disebutkan, sama besarnya dengan emisi dunia selama setahun. Ratusan ribu orang mengalami gangguan pernapasan.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan