Selasa, 26 Agustus 2025

Blog Tribunners

Kudeta di Istana Mekkah

Pangeran Nayef Dikurung Lalu Dipaksa Sumpah Setia ke Pangeran MBS

Perebutan tahta Kerajaan Saudi terjadi 20 Juni 2017 ketika Putra Mahkota Kerajaan Pangeran Mohammad bin Nayef dipaksa lepaskan jabatan.

SPA/Reuters/Al Jazeera
Mohammed bin Nayef, mantan putra mahkota Arab Saudi. 

Pemenangnya sementara ini sangat berkuasa: Pangeran Mohammad bin Salman atau yang popular disebut Pangeran MBS.

Dia putra Raja Salman bin Abdul Aziz, yang kini berusia lebih dari 80 tahun. Sekalipun ayahnya adalah raja, de facto kekuasaan Arab Saudi sudah di tangan Pangeran MBS.

Dalam laporannya di The Guardian, Anuj Chopra memulai ceritanya lewat kalimat-kalimat deskriptif, menggambarkan detik-detik ketika Pangeran Mohammad bin Nayef dilucuti di Istana Mekkah.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berjalan melewati penjaga kehormatan, sebelum pertemuannya dengan perdana menteri Yunani di kantor perdana menteri di Athena pada 26 Juli 2022.
Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berjalan melewati penjaga kehormatan, sebelum pertemuannya dengan perdana menteri Yunani di kantor perdana menteri di Athena pada 26 Juli 2022. (Louisa GOULIAMAKI / AFP)

Saat itu 20 Juni 2017, dan sehari sebelumnya Pangeran Nayef masih berstatus putra mahkota, yang akan menggantikan Raja Salman jika mangkat.

Pangeran Nayef kala itu ditahan sepanjang malam. Saat fajar menyingsing, 20 Juni 2017, dia terhuyung-huyung keluar dari Istana Raja Saudi di Mekkah.

Pengawal pribadinya, yang selama ini mengikutiya ke mana-mana telah menghilang. Nayef diantarkan ke mobil yang menunggu, oleh pengawal baru.

Dia bebas untuk pergi, tetapi dia akan segera menemukan kebebasan tidak jauh berbeda dengan penahanan.

Saat mobilnya keluar dari gerbang istana, Pangeran Mohammed bin Nayef mengirim serangkaian pesan teks panik ke orang kepercayaannya.

"Berhati-hatilah! Jangan kembali!” dia menulis kepada penasihatnya yang paling tepercaya, yang diam-diam menyelinap keluar dari kerajaan beberapa minggu sebelumnya.

Ketika Nayef sampai di istananya sendiri di kota pesisir Jeddah beberapa jam kemudian, dia kembali menemukan penjaga baru yang menjaga properti itu.

Tahanan Rumah di Jeddah

Semakin jelas ia kini ditempatkan di bawah tahanan rumah.

“Semoga Tuhan membantu kita, dokter. Yang penting adalah Anda harus berhati-hati, dan dalam keadaan apa pun Anda tidak boleh kembali,” tulisnya kepada sang penasihat yang ia sangat percaya.

Malam sebelumnya, 20 Juni 2017, keponakan Raja Salman ini dipaksa mundur sebagai pewaris takhta Saudi.

Seorang sumber di dalam kerajaan memberi istilah episode "Ayah baptis gaya Saudi". Pangeran Nayef ini sejak lama dikenal sebagai jenderal kampiun yang mengawasi keamanan dalam negeri.

Halaman
1234

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan