Tribunners / Citizen Journalism
AS Pasang Rudal Jarak Jauh di Filipina, Target Berikutnya di Kalimantan
AS telah menempatkan sistem rudal jarak menengah dan jauh Typhoon di Pulau Luzon, Filipina.
Editor:
Setya Krisna Sumarga
Masalah Taiwan, yang sudah berlangsung sekian lama, hanya alasan klasik yang mungkin secara strategis jadi dalih kuat AS untuk memperkuat kehadirannya di Asia.
Beijing menganggap Taiwan adalah satu di antara provinsinya yang mandiri di daerah sangat luas yang dimiliki China.
Kebijakan politik AS adalah mengakui ‘Satu China’, tapi ambiguitas mereka adalah mempersenjatai Taiwan guna antisipasi jika pasukan Beijing merebut pulau itu.
China pada titik sekarang ini, memang sudah memasuki fase luar biasa mengimbangi hegemoni dan kekuatan militer AS.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sudah memiliki tiga kapal induk, satu eks Soviet dan dua terbaru dibangun industri militer China secara mandiri.
Kapal fregat, kapal jelajah, kapal perusak China juga dibangun secara mandiri dan jumlahnya banyak. Begitu pula kekuatan darat mereka seperti tank, roket ganda, lapis baja dan lain sebagainya.
China sudah memproduksi rudal hipersonik berkemampuan nuklir. Jet-jet tempur termodern China setara jet tempur F-35 dan F-22 Raptor milik AS.
Pesawat intelijen, pesawat angkut, dan helikopter angkut maupun tempur buatan China sudah menyamai skuadron udara AS.
Jumlah personil militer China lebih banyak ketimbang yang dimiliki AS, dilengkapi aneka persenjataan modern, termasuk drone dan robot tempur.
Pembeda paling menyolok, kekuatan militer China ini belum teruji di medan tempur sebenarnya. Sebaliknya, pasukan AS sudah sangat terlatih di berbagai jenis medan pertempuran.
Jumlah pangkalan militer AS di luar negeri juga belum bisa ditandingi kekuatan manapun, termasuk China. Begitu pula jumlah armada kapal induk, AS masih lebih superior.
Meski sejak lama memiliki kedekatan dengan Australia dan Selandia Baru, AS bersama Inggris memformalkan aliansi mereka dalam AUKUS.
Ini aliansi baru di kawasan Pasifik yang memungkinkan AS menempatkan sistem rudal jarak jauhnya di wilayah Australia dan Selandia Baru.
Aliansi ini pula yang sempat memantik kemarahan Prancis, karena gagal merealisasikan kontrak proyek pengadaan kapal selam Australia dengan pabrikan Prancis.
AUKUS dibuat benar-benar untuk menghadapi perluasan pengaruh politik, ekonomi, dan militer China di Asia dan Pasifik Selatan.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Australia-Inggris-Amerika Serikat (AUKUS)
AUKUS
Kesepakatan Aukus
Konflik Laut China Selatan
kekuatan militer china
Rudal AS vs China
Ganjar Ungkap Strateginya Tangani Konflik Laut China Selatan: Kesepakatan Sementara |
![]() |
---|
Hubungan China dengan Filipina Kembali Memanas Gara-gara Klaim Laut China Selatan |
![]() |
---|
Perkuat Pertahanan IKN, Pengamat Intelijen Sarankan TNI Terapkan Strategi RMA, Apakah Itu? |
![]() |
---|
Tanggapan Kemlu RI Soal Pengumuman AUKUS, Minta Australia Konsisten Penuhi Kewajiban |
![]() |
---|
Biden, Sunak, dan Albanese Bertemu untuk Bahas AUKUS, Deplu AS Bicara soal Transparansi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.