Tribunners / Citizen Journalism
AS Pasang Rudal Jarak Jauh di Filipina, Target Berikutnya di Kalimantan
AS telah menempatkan sistem rudal jarak menengah dan jauh Typhoon di Pulau Luzon, Filipina.
Editor:
Setya Krisna Sumarga
Menlu Rusia Sergey Lavrov selain mengingatkan perkembangan di Asia Tenggara, juga menyebutkan langkah serupa dilakukan AS di Denmark.
Artinya, strategi geomiliter AS juga sedang dikembangkan di Eropa Utara, dan ini sejalan dengan upaya NATO memperkuat cengkeraman di Eropa Timur.
Di wilayah benua biru ini, AS menempatkan Rusia sebagai musuh utamanya. Narasi Rusia akan membangkitkan kekaisaran era lama yang akan merebut Eropa, terus dibesar-besarkan.
“Amerika awalnya menarik diri dari perjanjian ini (IRN) untuk menjajaki wilayah baru (penempatan), termasuk Filipina,” kata Lavrov dalam pertemuan para diplomat di Moskow.
“Saya yakin negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik juga akan diminta untuk menyediakan wilayah yang ramah untuk senjata serupa,” lanjut Lavrov.
Meski berulangkali Kremlin menegaskan tidak akan ada perlombaan senjata seperti era Soviet, politik agresif Washington ini mau tak mau bakal memaksa Rusia melakukan hal sama.
Paling tampak di perkembangan terbaru adalah kerjasama Rusia dan Belarusia untuk menyiapkan sistem peluncuran rudal berkemampuan hulu ledak nuklir.
Jelas ini langkah nyata Rusia menggunakan kemampuan senjata pemusnah massal yang mereka miliki, sebagai kekuatan penggertak atau penangkal.
Ini lampu kuning untuk kawasan Eropa, yang selama dua tahun terakhir menegang akibat perang di Ukraina.
Di antara anggota NATO dan Uni Eropa, terlihat beberapa negara sangat agresif menggunakan perang Ukraina sebagai proksi politik dan militer.
Selain AS, ada Prancis, Inggris, Ceko, Slovenia, Estonia, Polandia, Latvia, dan Lithuania. Mereka getol mengirim senjata dan menentang secara keras apapun langkah Rusia di Ukraina.
Sebagian negara-negara Baltik demikian keras memusuhi Rusia, karena bayang-bayang kekhawatiran politik ekspansionis era tsar Rusia.
Nah, apa faktor pemantik demikian agresifnya politik militer AS di Asia Pasifik? Kemajuan China adalah faktor utama yang mendorongnya.
AS merasa superioritasnya terancam. Tidak hanya di Asia, kemerosotan hegemoni AS juga tergerus di Afrika, Timur Tengah, dan sebagian Amerika Selatan.

Sebagian di Pasifik, China juga dianggap telah melebarkan pengaruh ke negara-negara kecil Pasifik Selatan, dan itu dirasa membahayakan dominasi AS.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Australia-Inggris-Amerika Serikat (AUKUS)
AUKUS
Kesepakatan Aukus
Konflik Laut China Selatan
kekuatan militer china
Rudal AS vs China
Ganjar Ungkap Strateginya Tangani Konflik Laut China Selatan: Kesepakatan Sementara |
![]() |
---|
Hubungan China dengan Filipina Kembali Memanas Gara-gara Klaim Laut China Selatan |
![]() |
---|
Perkuat Pertahanan IKN, Pengamat Intelijen Sarankan TNI Terapkan Strategi RMA, Apakah Itu? |
![]() |
---|
Tanggapan Kemlu RI Soal Pengumuman AUKUS, Minta Australia Konsisten Penuhi Kewajiban |
![]() |
---|
Biden, Sunak, dan Albanese Bertemu untuk Bahas AUKUS, Deplu AS Bicara soal Transparansi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.