Susah Tidur, Mood Jelek, dan Brain Fog? Bisa Jadi Alergi Debu Penyebabnya!
Walaupun tampak sepele, tapi bersin dan batuk terus-menerus bisa jadi tanda alergi debu yang perlu diwaspadai dan ganggu kesehatan mental, kok bisa?
Penulis:
Fransisca Andeska
Editor:
Content Writer
Fakta ini juga diperkuat oleh studi dari Tri-Service General Hospital di Taiwan. Peneliti menganalisis data asuransi kesehatan lebih dari 180 ribu orang selama 15 tahun. Hasilnya menunjukkan, pasien yang memiliki asma dan alergi debu (hay fever) punya risiko 1,66 kali lebih tinggi mengalami gangguan mental dibanding mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Sekitar 10,8 persen dari penderita alergi dan asma dalam studi tersebut dilaporkan mengalami gangguan kejiwaan seperti depresi atau masalah suasana hati.
Dr. Nian-Sheng Tzeng, peneliti utama studi ini menjelaskan bahwa kombinasi asma, rinitis alergi, dan eksim (dermatitis atopik) dapat menimbulkan tekanan emosional yang lebih berat. Salah satu teori menyebutkan bahwa peradangan kronis akibat alergi bisa memicu perubahan pada sistem saraf pusat dan berdampak ke kondisi psikologis.
Gejala fisik alergi seperti sesak napas, terutama bagi penderita asma alergi juga bisa menghambat aktivitas fisik atau olahraga yang sebenarnya penting sebagai pelepas stres. Ketika tubuh tidak bisa bergerak bebas, pikiran pun bisa jadi lebih mudah tertekan. Bahkan, rasa gatal yang kronis, seperti yang terjadi pada kasus biduran, juga diketahui bisa membuat seseorang merasa sangat tidak nyaman dan akhirnya menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Solusi Buat Kamu yang Rentan Alergi
Meski tidak semua orang yang punya alergi akan mengalami gangguan mental, kesadaran untuk menangani alergi dengan serius itu penting banget, lho! Terutama kalau kamu mulai merasa susah tidur, gampang capek, atau merasa emosional tanpa alasan yang jelas.
Kamu bisa melakukan beberapa langkah ringan, seperti rutin membersihkan rumah, terutama area tempat tidur; menggunakan masker saat bersih-bersih; rajin mencuci sprei dan sarung bantal secara rutin; pastikan kamar punya ventilasi udara yang baik; dan konsultasikan ke dokter jika gejala makin parah.
Dalam kasus tertentu, penanganan alergi dan dampaknya pada mental perlu pendekatan yang lebih menyeluruh. Selain minum obat, kamu disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti dokter umum, psikiater, psikolog, atau konselor, apalagi jika merasa suasana hati mulai terganggu atau tidak nyaman secara emosional.
Dengan penanganan yang tepat dan rutin, kamu bisa tetap sehat, baik fisik maupun mental. Yuk, rawat diri mulai dari hal kecil!
Manfaat Wisata Alam Indonesia untuk Kesehatan Mental, Ada Penelitiannya! |
![]() |
---|
Obesitas Picu Brain Fog dan Cuti Sakit, Dunia Kerja Terancam Krisis Tenaga Produktif |
![]() |
---|
Terapi SABA Tunggal Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Pengobatan Asma, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Budaya Kerja Lama Dianggap Picu Krisis Mental, Ini Alternatif Pendekatannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.