Jumat, 8 Agustus 2025

Susah Tidur, Mood Jelek, dan Brain Fog? Bisa Jadi Alergi Debu Penyebabnya!

Walaupun tampak sepele, tapi bersin dan batuk terus-menerus bisa jadi tanda alergi debu yang perlu diwaspadai dan ganggu kesehatan mental, kok bisa?

Dok. Freepik
EFEK ALERGI DEBU - Ilustrasi hidung tersumbat dan batuk akibat alergi debu. Walaupun tampak sepele, tapi bersin dan batuk terus-menerus bisa jadi tanda alergi debu yang perlu diwaspadai. 

TRIBUNNEWS.COM - Kamu sering bersin-bersin di pagi hari? Sering alami hidung tersumbat dan tidak kunjung reda? Hati-hati, bisa jadi kamu sedang mengalami alergi debu yang bukan cuma mengganggu pernapasan, tapi juga berdampak ke kondisi mental kamu.

Masih banyak yang belum sadar, kalau alergi debu yang terus kambuh ternyata bisa memicu kelelahan, bikin tidur nggak nyenyak, bahkan sampai menyebabkan kecemasan dan stres berkepanjangan. Kok bisa? Yuk, kita kupas bersama berikut ini!

Alergi Debu: Masalah Umum yang Sering Dianggap Remeh

Tahukah kamu, alergi debu termasuk ke dalam salah satu jenis alergi paling umum di dunia? Penyebabnya pun beragam, bisa berasal dari tungau, jamur, bulu hewan, kecoa, sampai dengan partikel debu halus yang beterbangan di udara.

Hal yang paling tricky adalah debu ini sering bersembunyi di berbagai benda yang setiap hari kita gunakan, seperti bantal, boneka, sofa, dan karpet. Apalagi jika kamu jarang membersihkan rumah atau punya sirkulasi udara yang buruk, risiko alergi bisa muncul tiap saat, bahkan tanpa kamu sadari.

Jika seseorang dengan alergi debu berkontak langsung dengan alergen, maka akan timbul berbagai gejala yang umumnya menyerang saluran pernapasan, seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung meler, batuk, sesak napas, hingga serangan asma.

Tak cuma itu, penderita juga bisa mengalami mata merah, gatal, berair, dan bahkan gatal-gatal di kulit. Gejala-gejala ini sering muncul setelah kamu melakukan aktivitas, seperti menyapu, menyedot debu, atau mengganti sprei.

Tidur Terganggu Karena Alergi Debu Bisa Bikin Mental Ikut Terganggu

Nah, yang jarang disadari adalah gejala alergi debu yang terus-menerus—seperti hidung tersumbat atau batuk di malam hari—bisa mengganggu kualitas tidur, lho! Padahal tidur berkualitas adalah fondasi penting buat kesehatan fisik dan mental.

Kalau kamu terus-terusan susah tidur karena alergi, dampaknya bisa merembet ke mana-mana. Akibatnya kamu menjadi mudah lelah, sulit fokus, mood naik turun, bahkan merasa cemas tanpa sebab.

Mengutip KlikDokter, alergi yang tidak tertangani bisa menyebabkan brain fog, kondisi di mana kamu merasa linglung, susah konsentrasi, dan tidak produktif. Ini jelas mengganggu rutinitas, apalagi untuk kamu yang aktif kuliah, kerja, atau mengurus keluarga.

Apa Hubungan Alergi dengan Kesehatan Mental?

Pertanyaannya, kenapa alergi bisa berdampak ke mental? Menurut para ahli, alergi adalah bentuk peradangan dalam tubuh. Zat pemicu alergi seperti sitokin, selain menyebabkan reaksi fisik ternyata juga bisa memengaruhi fungsi otak dan emosi.

Tak hanya itu, beberapa obat alergi seperti antihistamin generasi pertama memang dikenal menyebabkan rasa mengantuk. Tapi dalam beberapa kasus, efek sampingnya justru bisa membuat orang lebih gelisah atau mudah marah.

Ditambah lagi, tidur terganggu karena gejala alergi juga memperparah kondisi. Kita tahu, tidur yang tidak cukup bisa memicu depresi ringan, stres, dan gangguan suasana hati.

Fakta ini juga diperkuat oleh studi dari Tri-Service General Hospital di Taiwan. Peneliti menganalisis data asuransi kesehatan lebih dari 180 ribu orang selama 15 tahun. Hasilnya menunjukkan, pasien yang memiliki asma dan alergi debu (hay fever) punya risiko 1,66 kali lebih tinggi mengalami gangguan mental dibanding mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Sekitar 10,8 persen dari penderita alergi dan asma dalam studi tersebut dilaporkan mengalami gangguan kejiwaan seperti depresi atau masalah suasana hati.

Dr. Nian-Sheng Tzeng, peneliti utama studi ini menjelaskan bahwa kombinasi asma, rinitis alergi, dan eksim (dermatitis atopik) dapat menimbulkan tekanan emosional yang lebih berat. Salah satu teori menyebutkan bahwa peradangan kronis akibat alergi bisa memicu perubahan pada sistem saraf pusat dan berdampak ke kondisi psikologis.

Gejala fisik alergi seperti sesak napas, terutama bagi penderita asma alergi juga bisa menghambat aktivitas fisik atau olahraga yang sebenarnya penting sebagai pelepas stres. Ketika tubuh tidak bisa bergerak bebas, pikiran pun bisa jadi lebih mudah tertekan. Bahkan, rasa gatal yang kronis, seperti yang terjadi pada kasus biduran, juga diketahui bisa membuat seseorang merasa sangat tidak nyaman dan akhirnya menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Solusi Buat Kamu yang Rentan Alergi

Meski tidak semua orang yang punya alergi akan mengalami gangguan mental, kesadaran untuk menangani alergi dengan serius itu penting banget, lho! Terutama kalau kamu mulai merasa susah tidur, gampang capek, atau merasa emosional tanpa alasan yang jelas.

Kamu bisa melakukan beberapa langkah ringan, seperti rutin membersihkan rumah, terutama area tempat tidur; menggunakan masker saat bersih-bersih; rajin mencuci sprei dan sarung bantal secara rutin; pastikan kamar punya ventilasi udara yang baik; dan konsultasikan ke dokter jika gejala makin parah.

Dalam kasus tertentu, penanganan alergi dan dampaknya pada mental perlu pendekatan yang lebih menyeluruh. Selain minum obat, kamu disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti dokter umum, psikiater, psikolog, atau konselor, apalagi jika merasa suasana hati mulai terganggu atau tidak nyaman secara emosional.

Dengan penanganan yang tepat dan rutin, kamu bisa tetap sehat, baik fisik maupun mental. Yuk, rawat diri mulai dari hal kecil!

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan