Minggu, 9 November 2025

REI: Pertumbuhan Rumah 2011 Naik 15 Persen

DPP REI memperkirakan pada 2011 mendatang pertumbuhan perumahan serta nilai investasi akan mencapai minimal 15 persen.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto REI: Pertumbuhan Rumah 2011 Naik 15 Persen
net
Perumahan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasanuddin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan pada 2011 mendatang pertumbuhan perumahan serta nilai investasi akan mencapai minimal 15 persen baik untuk rumah kelas menengah ke atas atau ke bawah.

Demikian dikemukakan Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso dalam paparan pers "Perkembangan Properti 2010 dan Prospek Properti 2011" di Senayan City, Jakarta, Rabu (22/12/2010).

"Dikatakan, Bank Dunia sendiri memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 akan mencapai 6,2 persen dan ini menguntungkan bagi dunia usaha termasuk sektor properti (di dalamnya perumahan). Hal ini karena diperkirakan daya beli masyarakat akan menjadi lebih baik," kata Setya.

Hingga akhir 2010 ini jumlah rumah menengah atas -di atas Rp 75 juta per unit- yang dipantau REI tumbuh mencapai 85 ribu unit dengan nilai investasi mencapai Rp 30 triliun lebih.

Sementara realisasi pembangunan rumah sejahtera tapak -menengah ke bawah- yang berhasil dikembangakn oleh anggota REI seluruh Indonesia sampai Desember 2010 diperkirakan mencapai 120 ribu unit.

"Nilai investasi mencapai di atas Rp 40 triliun. Pertumbuhan rumah dan nilai investasinya kami perkirakan tumbuh di atas 15 persen," kata Setya.
Dan sebagian besar konsumen menggunakan KPR dari Bank BTN. Realisasi KPR, baik subsidi maupun non subsidi dari BTN sampai September 2010 mencapai 107.673 unit dengan jumlah pembiayaan KPR mencapai Rp 7,4 triliun.

REI sebagai asosiasi yang menaungi lebih dari 2.200 perumahaan anggota tersebar di seluruh Indonesia ini mencermati pesatnya pertumbuhan properti dalam kurun dua tahun belakangan setelah krisis keuangan 2008 lalu.

"Memasuki tahap perkembangan properti yang begitu pesat terutama karena didukung iklim politik dalam negeri yang cukup stabil dan kondusif bagi dunia usaha," kata Setya.

Selain itu, beberapa indikator ekonomi makro yang ikut memberikan andil terhadap terus membaiknya sektor properti adalah nilai tukar rupiah rata-rata pada kisaran Rp 9.100 per dollar AS dan suku bunga SBI dan BI rate yang terkontrol meski ada inflasi.

"Perbankan penyalur KPR juga semakin beragam dan memberikan suku bunga yang cukup terjangkau bagi konsumen," kata Setya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved