Penerapan Komputansi Awan di Indonesia Masih Rendah
Ketersediaan koneksi internet yang cepat dan dapat diandalkan yang masih rendah menjadi faktor penghambat penerapan komputasi awan
Penulis:
Hendra Gunawan
Editor:
Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketersediaan koneksi internet yang cepat dan dapat diandalkan yang masih rendah menjadi faktor penghambat penerapan komputasi awan (cloud computing) di Indonesia.
Masalah lainnya adalah rendahnya tingkat kesadaran tentang komputasi awan sehingga manfaat nyata dari penerapannya masih belum jelas bagi kebanyakan pihak.
"Dua hal tersebut merupakan faktor penghambat pemerintah Indonesia berinvestasi untuk komputasi awan. Untuk itu, diperlukan edukasi ke pasar maupun instansi pemerintah dalam penerapan sistem cloud ini terutama dari sisi manfaat, efisiensi yang dihasilkan, dan keamanan yang terjamin," kata Iwan Rachmat, Senior Consultant ICT Practice, Frost & Sullivan Indonesia di Jakarta, Kamis (13/10
Komputasi awan merupakan pemanfaatan teknologi komputer dan pengembangan berbasis Internet. Saat ini negara-negara di Asia Pasifik berada pada tahapan yang berbeda dalam membentuk strategi dan implementasi sistem komputasi awan.
Menurut hasil riset terbaru Frost & Sullivan di kawasan Asia Pasifik, 21 persen dari responden instansi pemerintah telah mengadopsi komputasi awan dalam aplikasi yang berbeda-beda. Selain itu, hasil riset tersebut juga menunjukkan bahwa dengan mempertimbangkan kekhawatiran pemerintah atas keamanan data dan lokasi pusat data, komputasi awan privat dan hybrid mengalami peningkatan adopsi yang signifikan di kawasan ini.