Sidak Denny Indrayana
Menteri Tampar Sipir, Bambang: Ini Bukan Negeri Preman!
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus mencopot Wamenkumham, Denny Indrayana jika benar melakukan penamparan
Penulis:
Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Wamenkumham, Denny Indrayana, berdiskusi dalam acara Polemik Kontroversi Remisi Koruptor, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (10/3/2012). Dalam acara tersebut juga hadir Dosen Hukum Pidana Universitas Indonesia Ganjar L Bondan, Direktur Advokasi Pusat UGM Oce Madril, dan anggota Komisi III DPR RI Deding Ishak. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo menegaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus mencopot Wamenkumham, Denny Indrayana jika benar melakukan penamparan dan ajudannya diduga menendang petugas di LP kelas II A Pekanbaru.
“Ini bukan negeri preman. Jika benar Wamen melakukan kekerasan dan tindakan kesewenang-wenangan, Presiden harus copot yang bersangkutan,” tegas Bambang kepada Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (3/4/2012).
Bambang juga mengatakan, kasus ini harus dibawa ke pengadilan.
“Kasusnya dibawa ke pengadilan,” ujarnya.
Lebih jauh Bambang mengatakan, jikalau Presiden tidak memberikan sanksi, berarti presiden merestui tindakan brutal wamennya itu. Apapun alasannya.
Bambang Soesatyo mengatakan komisi III akan menegur keras Menteri Hukum dan HAM.
“Polisi harus menindak tegas sesuai dengan hukum, aturan dan UU yang berlaku,” pungkasnya.
Denny diduga melakukan penamparan dan ajudannya diduga menendang petugas di LP kelas II A Pekanbaru lantaran lama membukakan pintu gerbang masuk LP.
Berikut kronologi penamparan dan penendangan Denny Indrayana sesuai data yang diperoleh Tribunnews.com pada hari Selasa, (3/4/2012). Sekitar Pukul 02.30 WIB, pintu utama digedor-gedor yang kedengarannya dilakukan oleh beberapa orang secara bersamaan.
Petugas membuka lubang intai dan melihat beberapa orang menggunakan penutup muka (Zebo) dan bersenjata serta berteriak, "Ini Wamen, Ini Wamen!" Sekitar 5 menit, petugas pemasyarakatan berdiskusi dan meyakini bahwa yang datang adalah Wamen, kemudian pintu utama dibuka.
Setelah dibuka, Wamen masuk dan langsung menampar komandan P2U, Darso Sihombing sambil mengatakan, "Kok lama betul baru dibuka? Apa kerjaannya?" Sehabis ditampar, Darso ditendang oleh seorang yang diduga ajudan Wamen sampai terpental ke belakang yang mengakibatkan tangan kanan Darso terluka.
Tidak hanya menendang Darso hingga terpental, ajudan tersebut melanjutkan aksinya dengan menendang perut petugas P2U, Khoiril sampai terdorong kebelakang dan dipukul lagi dengan sikut di bagian punggung Khoiril.
Usai melakukan penganiayaan, Denny meminta untuk memanggil petugas lain yakni, Kasman, Sitorus dan Robby. Namun mereka sedang tidak bertugas. Kemudian, Denny meminta supaya pintu kamar dibuka dan mengumpulkan Handphone semua petugas jaga, sementara petugas BNN memeriksa warga binaan atas nama Jufriadi Tanjung dan Fachrudin, alias Comel.
Usai melakukan pemeriksaan dan tes urine terhadap dua orang warga binaan tersebut, Denny mengumpulkan seluruh petugas jaga untuk melakukan briefing. Di akhir Briefing, Denny meminta maaf kepada petugas yang diperlakukan secara tidak wajar khususnya kepada Darso dan Khoiril.
Berikut kronologi penamparan dan penendangan Denny Indrayana sesuai data yang diperoleh Tribunnews.com pada hari Selasa, (3/4/2012). Sekitar Pukul 02.30 WIB, pintu utama digedor-gedor yang kedengarannya dilakukan oleh beberapa orang secara bersamaan.
Petugas membuka lubang intai dan melihat beberapa orang menggunakan penutup muka (Zebo) dan bersenjata serta berteriak, "Ini Wamen, Ini Wamen!" Sekitar 5 menit, petugas pemasyarakatan berdiskusi dan meyakini bahwa yang datang adalah Wamen, kemudian pintu utama dibuka.
Setelah dibuka, Wamen masuk dan langsung menampar komandan P2U, Darso Sihombing sambil mengatakan, "Kok lama betul baru dibuka? Apa kerjaannya?" Sehabis ditampar, Darso ditendang oleh seorang yang diduga ajudan Wamen sampai terpental ke belakang yang mengakibatkan tangan kanan Darso terluka.
Tidak hanya menendang Darso hingga terpental, ajudan tersebut melanjutkan aksinya dengan menendang perut petugas P2U, Khoiril sampai terdorong kebelakang dan dipukul lagi dengan sikut di bagian punggung Khoiril.
Usai melakukan penganiayaan, Denny meminta untuk memanggil petugas lain yakni, Kasman, Sitorus dan Robby. Namun mereka sedang tidak bertugas. Kemudian, Denny meminta supaya pintu kamar dibuka dan mengumpulkan Handphone semua petugas jaga, sementara petugas BNN memeriksa warga binaan atas nama Jufriadi Tanjung dan Fachrudin, alias Comel.
Usai melakukan pemeriksaan dan tes urine terhadap dua orang warga binaan tersebut, Denny mengumpulkan seluruh petugas jaga untuk melakukan briefing. Di akhir Briefing, Denny meminta maaf kepada petugas yang diperlakukan secara tidak wajar khususnya kepada Darso dan Khoiril.
Berita Terkait