Jumat, 12 September 2025

Anas dan Ibas Nyaris Diamuk Massa

BIN Usut Percobaan Pemukulan Anas-Ibas di Ternate

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen Marciano Norman mengakui sudah mendengar kabar mengenai insiden penghadangan

zoom-inlihat foto BIN Usut Percobaan Pemukulan Anas-Ibas di Ternate
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Calon Kepala BIN, Letjen.Marciano Norman, tiba di ruangan medical chekup RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, untuk melakukan tes kesehatan, Selasa (18/10/2011). Marciano akan menggantikan Kepala BIN yang lama, Sutanto. (tribunnews/herudin)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Letjen Marciano Norman mengakui sudah mendengar kabar mengenai insiden penghadangan, pengusiran dan penyerangan rombongan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Sekjen DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) di Ternate.

Atas insiden tersebut, Kepala BIN menegaskan tengah menngumpulkan informasi penyebab kejadian itu bisa terjadi.

“Itu sedang dicari. Kita sudah mendengar itu, sedang dicari mengapa,” tegasnya kepada awak media, saat ditemui di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (24/5/2012).

Ia mengatakan sebab kejadian masih digali dan dicari, sehingga masih belum dapat memberikan keterangan lebih detail mengenai peristiwa tersebut. “Nggak tahu, belum tahu, kita cari tahu dulu,” jelasnya.

Pun demikian, mengenai kelompok mana yang melakukan penyerangan, tegasnya masih terus dicari informasinya. “Itu sedang dicari,” ia menjelaskan.

Kejadian di Ternate, berawal saat Ibas dan Anas bersama sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat yang tiba di Bandara Babullah Ternate dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia, dihadang massa pendukung Ketua DPD Partai Demokrat Malut yang juga Gubernur Malut, Thaib Armaiyn di terminal bandara, Kamis (24/5/2012).

Sejumlah orang memukul dua pengurus DPP Partai Demokrat bernama Ibrahim dan Syarif, sedangkan Edhie dan Anas lolos dari aksi anarkis massa tersebut karena berlindung di belakang Thaib Armaiyn.

Untuk diketahui, Ibas dan Anas datang ke Ternate untuk menghadiri Musda II Partai Demokrat Malut.

Thaib Armaiyn kepada wartawan mengaku, menyayangkan terjadinya insiden tersebut dan akan meminta aparat kepolisian mengusut oknum yang melakukan pemukulan terhadap dua pengurus DPP Partai Demokrat.

Thaib yang pada Musda DPD Partai Demokrat Malut kembali mencalonkan diri itu mengatakan, penghadangan yang berujung dengan aksi pemukulan tersebut bermula dari surat DPP Partai Demokrat mengenai penunjukkan panitia pelaksana Musda di luar sepengetahuan DPD Partai Demokrat Malut. "Padahal, DPD Partai Demokrat Malut telah membentuk panitia pelaksana yang diketuai oleh Maryam Amra, entah apa dasarnya menjelang pelaksanaan musda muncul surat dari DPP. Itulah yang membuat kader dan simpatisan saya marah," katanya.

Menurut dia, masalah tersebut sudah disampaikan kepada Anas dan Edhie, namun untuk menuntaskan masalah itu, Anas telah meminta dirinya ke Jakarta pekan depan untuk klarifikasi lebih lanjut.

Musda II Partai Demokrat Malut sejak awal diprediksi akan menimbulkan keributan, karena ada dua panitia pelaksana yakni yang dibentuk oleh DPD I Partai Demokrat Malut dan yang dibentuk sesuai surat dari DPP Partai Demokrat.

Musda yang dibentuk DPD Partai Demokrat Malut semula akan digelar di Hotel Corner tanggal 24 sampai 25 Mei, sedangkan musda yang akan digelar oleh panitia yang ditunjuk DPP Partai Demokrat pada waktu yang sama di Hotel Amara, namun akibat insiden tersebut kedua musda itu dibatalkan.

Ada tiga calon yang maju pada Musda DPD Partai Demokrat Malut yakni Thaib Armaiyn, Beni Laos (pengusaha) dan Rahmi Husen (anggota DPRD Malut dari Fraksi Partai Demokrat).

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan