Calon Presiden 2014
Boni: Nasdem Tak Usah Usung Capres Jadul
Partai NasDem harus selektif menjaring calon presiden dan mempertimbangkan sistem regenerasi politik. Wajah lama, lebih baik
Penulis:
Rachmat Hidayat
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai NasDem harus selektif menjaring calon presiden dan mempertimbangkan sistem regenerasi politik. Wajah lama, lebih baik disimpan dalam album, tampilkan wajah baru.
Kalau pun belum ada wajah baru yang mumpuni, Partai NasDem bisa mencari figur lama sekelas Jusuf Kalla.
“Regenerasi politik adalah syarat bagi pembangunan politik. Wajah lama saatnya disimpan dalam album. Tampilkan wajah baru. Banyak tokoh muda dari internal NasDem bisa diusung jadi capres dan cawapres, antara lain Jeffrei Geovanie atau Harry Tanoe. Keduanya brilian dan punya rekam jejak yang bagus,” kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens kepada wartawan, Kamis (7/6/2012).
Selain di Partai NasDem, katanya, banyak capres muda di parpol lain, tetapi terpendam. Hal ini karena partainya tidak memberikan ruang, selain karena regenerasi politik tidak berjalan baik.
“Partai Golkar dan PDI-P bermasalah dalam hal ini. Demikian juga dengan Partai Demokrat dan PKS, keduanya punya banyak tokoh muda, tetapi kedua partai ini mengalami krisis kepercayaan publik terkait skandal korupsi dan praktik politik yang kontroversial,” katanya.
Menjaring capres yang representatif, katanya, mekanisme konvensi hal yang baik.
“Saya beberapa kali mengusung ide primary election seperti di Amerika Serikat (AS) agar diterapkan di Indonesia. Partai-partai harus berani lakukan itu. Partai baru seperti NasDem harus pelopori gerakan semacam ini karena masih baru,” katanya.
Sebelumnya, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, popularitas dan gagasan perubahan yang disampaikan NasDem akan mengancam partai-partai lain, terutama Partai Golkar dan Partai Demokrat.