Joki di UGM
Alat Elektronik Bertombol Banyak Dibalik Baju Joki UGM
Untuk menjalankan aksinya tersebut, pihak kepolisian mendapati keseluruhan peserta ujian yang diamankan ternyata mengenakan baju
Editor:
Dewi Agustina

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN – Sebanyak 43 orang calon mahasiswa program mandiri internasional Fakultas Kedokteran UGM, terpaksa digelandang ke Mapolres Sleman, Jumat (13/7/2012) petang.
Mereka yang sebagian besar adalah perempuan ini, diduga kuat melakukan praktik kecurangan selama ujian masuk digelar dengan cara saling menyontek.
"Kami masih mencoba mendalami kasus tersebut, lantaran menyontek sendiri tidak ada dalam hukum pidana," jelas Kasatreskrim Polres Sleman, AKP Widy Saputra.
Untuk menjalankan aksinya tersebut, pihak kepolisian mendapati keseluruhan peserta ujian yang diamankan ternyata mengenakan baju lengan panjang. Diduga kuat, baju itu digunakan untuk menyembunyikan alat elektronik untuk membagikan jawaban.
Alat itu pula yang ditemukan pada seorang calon mahasiswa yang menjalani penyidikan intensif oleh pihak kepolisian. Dari balik baju remaja yang identitasnya masih dirahasiakan ini, polisi menemukan alat elektronik seperti ponsel bertombol banyak. Bentuknya menyerupai jam tangan, namun hanya tampak layarnya saja yang terpampang di lengannya. Sedangkan bodi ponsel disembunyikan di dalam saku atau dibalik baju. Adapun, jawaban ujian disebarkan melalui pesan singkat. Namun, Widy enggan menunjukkan barang bukti tersebut, dengan alasan masih dalam tahap penyidikan.
Dari seorang yang diduga sebagai joki ini, aparat kepolisian akan mencoba untuk mencocokkan identitas si calon mahasiswa dengan kartu peserta ujian. Jika memang terdapat perbedaan identitas, maka polisi bisa mengancamnya dengan pasal 263 tentang pemalsuan identitas.
Widdy menduga, ada oknum yang menjadi otak dibalik kecurangan tersebut. Lantaran berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, diperoleh informasi bahwa para peserta ujian harus membayar uang Rp 5 juta kepada tersangka jika ternyata ujiannya lulus.
Adapun, seorang remaja berkerudung yang ikut digelandang ke Mapolres, mengaku tak tahu menahu menganai sangkaan yang diberikan kepada meraka.
"Tahu-tahu disuruh naik ke bus kemudian dibawa ke sini (Mapolres-red)," ujar remaja yang enggan menyebutkan identitasnya ini seraya terus menutup wajahnya. (mon)
Baca Juga: