Kerajinan Kaleng Bekas Disukai Turis Asing
MERAK itu melebarkan ekornya yang cantik. Terlihat berwarna biru bening. Kepalanya tegak ke depan,
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ida Romlah
TRIBUNNEWS.COM - MERAK itu melebarkan ekornya yang cantik. Terlihat berwarna biru bening. Kepalanya tegak ke depan, dengan mata yang juga fokus melihat ke depan. Di samping merak, terdapat ayam jago yang tengah berkokok. Mulutnya terbuka lebar dan kepalanya agak tegak ke atas. Ayam jago itu terlihat gagah.
Merak dan ayam jago itu merupakan dua dari sekian replika binatang yang dibuat Kusnodin. Pria umur 51 tahun itu sudah menciptakan beragam replika binatang, lengkap dengan detailnya. Ada naga berwarna emas, burung garuda yang gagah, ayam jago, merak yang cantik, dan sejumlah binatang lainnya. Semua terbuat dari kaleng bekas.
Kusnodin menuturkan, dia sudah membuat kerajinan berupa replika binatang sejak 1987. Ketika itu, dia tertarik untuk membuat replika binatang dari kaleng bekas. Rasa penasarannya pun diwujudkan dengan memulai mencoba membuat replika binatang yang sederhana. Namun ternyata usaha awal itu kurang sukses.
"Apa yang saya buat ternyata enggak karuan bentuknya," kata Kusnodin saat ditemui di Cooperative Fair di Lapangan Gasibu, Bandung, Minggu (15/7/2012).
Walau gagal, Kusnodin tidak patah semangat. Dia pun terus mengamati beragam binatang lengkap dengan detailnya. Akhirnya, pria asal Magelang, Jawa Tengah, itu pun berhasil membuat replika binatang yang benar-benar mirip.
Hasil karya Kusnodin pun kemudian dipasarkan. Pelanggan rata-rata galeri kerajinan tangan di sejumlah daerah tujuan wisata mancanegara. Yogyakarta merupakan satu dari sekian kota yang biasa dipasok Kusnodin. Di kota tersebut, ternyata peminat kerajinan buatan Kusnodin sangat banyak. Rata-rata adalah turis asing.
Bapak dua anak itu mengatakan, bahan baku kerajinan yang dibuatnya adalah beragam kaleng bekas. Kaleng itu berasal dari para pemulung. Untuk membuat replika binatang, mula-mula kaleng dibuka hingga berbentuk lembaran. Setelah itu kaleng dipotong dan dibentuk sesuai dengan pola yang diinginkan.
Setelah itu, kaleng yang telah disulap menjadi seperti bulu binatang itu dirangkai dan disambungkan satu sama lain. Ada yang menggunakan lem, ada pula yang memakai paku sebagai alat penyambungnya. Setelah disambung, bentuk binatang seutuhnya pun tercipta.
Mengenai warna, Kusnodin mengaku memakai warna dasar kaleng. Dia hanya sedikit menambahkan warna, terutama agar warna terlihat lebih bening dan mengilap saja.
Satu buah kerajinan tangan dari kaleng bekas buatan Kusnodin dijual Rp 145.000 hingga Rp 450.000. Harga tergantung pada kerumitan pengerjaan dan besar-kecilnya ukuran replika binatang.
Pembuatan replika binatang dari nol sampai bisa dipasarkan, kata Kusnodin, membutuhkan waktu satu sampai dua pekan. Namun pengerjaan itu tidak dilakukan dia sendiri, tapi dibantu anggota keluarganya. Pembuatan dilakukan di rumahnya di Dusun Pongangan, Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
"Dulu banyak orang yang ikut kerja dengan saya. Jika dihitung ada sekitar 60. Tapi sekarang semua berhenti, setelah ada krismon (krisis moneter) 1998," ujar pria yang semula berprofesi sebagai sopir angkot ini.
Karena krismon pula, kata dia, produksi kerajinan buatannya tidak sebanyak dulu. Saat ini penjualannya pun terbatas pada galeri kerajinan yang ada di beberapa kota.
Dulu, kerajinan buatan Kusnodin diekspor ke sejumlah negara. Kusnodin pun mengaku, dari bisnisnya ketika itu ia bisa menguliahkan kedua anaknya sampai meraih gelar sarjana. Selain itu, dia mampu membeli kendaraan roda empat. Tapi saat ini, mendapat pesanan pun ia sudah bersyukur. Karena itu, dia rajin ikut pameran di sejumlah kota untuk memperkenalkan hasil karyanya.