Massa Ancam Demo ke Rumah Bupati
Hingga pukul 12.10 siang ini massa dari Gerakan Masyarakat Kabupaten Nunukan Menggugat, Rabu (25/7/2012) masih bertahan di gerbang Kantor Bupati

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN,- Hingga pukul 12.10 siang ini massa dari Gerakan Masyarakat Kabupaten Nunukan Menggugat, Rabu (25/7/2012) masih bertahan di gerbang Kantor Bupati Nunukan. Massa memilih duduk duduk di pinggir jalan, mencari tempat teduh di bawah pohon sambil memasang spanduk di sepanjang pagar Kantor Bupati Nunukan.
Massapun sesekali beroerasi. Mereka mengancam akan melakukan demonstasi ke kediaman Bupati, jika Bupati Nunukan Basri tak menemui massa di kantornya.
Sebelumnya dalam aksi ini, emosi massa sempat terpancing. Hal itu bermula saat seorang dari massa melakukan orasi sambil menyoal sikap Polisi yang membolehkan sejumlah massa pendukung Bupati dibiarkan masuk ke halaman Kantor Bupati sementara mereka dihadang.
Salah seorang massa pendukung Bupati terpancing emosi, dan berusaha mendekati massa. Sikap pendukung Bupati ini justru membuat massa semakin emosi. Untungnya aparat segera bertindak, terus berupaya memisahkan kedua kelompok ini sehingga tak terjadi bentrokan.
Kapolres Nunukan AKBP Achmad Suyadi dan Dandim 0911/Nunukan Letkol Hery Setya K pada kesempatan ini menemui massa dan meminta perwakilan mereka menyampaikan aspirasi. Namun permintaan tersebut tak digubris.
Massa dalam tuntutannya seperti dibacakan M Sakir salah seorang demonstran, menentang arogansi dan sikap semena-mena Bupati Nunukan terhadap masyarakat tani, nelayan, padagang kaki lima dan aparat birokrat di lingkup Pemkab Nunukan. Menuntut Bupati menjelaskan segala bentuk kebijakan Bupati yang telah meresahkan masyarakat Nunukan seperti mengusir pedagang kaki lima alun alun Nunukan yang datang memenuhi undangan Bupati Nunukan di kantor Bupati Nunukan atas kebijakan Bupati Nunukan yang melarang aktivitas PKL di alun alun.
Massa juga mempertanyakan penyelesaian sengketa lahan masyarakat yang tidak terlaksana contohnya sampai sekarang masyarakat belum dibebaskan tanahnya dari klaim PT BSI dan PT TML.
Selanjutnya massa menyoal sikap Bupati yang mengancam masyarakat dengan mengatakan "Saya penguasa di Nunukan kenapa kalau saya hapus itu Desa Samaenre Semaja, kalau kau pakai parang nanti saya gerakkan Brimob dengan senjaytanya".
Persoalan lainnya, mereka menyoal Kebijakan Bupati yang menutup kios BBM di pinggir laut dan bensin eceran di Nunukan tanpa dibarengi dengan solusi aktivitas ekonomi yang lebih baik terhadap para pedagang.
Massa menilai program gratis KTP, akta kelahiran, kesehatan, tunjangan kematian seperti janji kampanye tidak terlaksana. Begitu pula dengan program mengembalikan proses TKI ke Nunukan dan menaikkan pendapatan ketua RT dan kepala desa.
Berita Terkait :
- PT Kahatex Diimbau Beri THR Lebih Cepat 8 menit lalu
- Lagi-lagi PNS Bandung Barat Datang Terlambat 12 menit lalu
- Beberapa Pedagang Masih Menjual Tahu Tempe 20 menit lalu
- Tahu dan Tempe Langka di Pekanbaru 25 menit lalu
- Permintaan Kurma di Jember Meningkat 26 menit lalu