Jumat, 22 Agustus 2025

Mogok Sopir Pelabuhan Sukabangun Ancam Ekonomi Ketapang

Tokoh pemuda ThionghOa Ketapang, Bewendy Hwa, mengharapkan kepada pemerintah dan instansi terkait segera mencari jalan keluar terhadap

Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ali Anshori

TRIBUNNEWS.COM, KETAPANG - Tokoh pemuda ThionghOa Ketapang, Bewendy Hwa, mengharapkan kepada pemerintah dan instansi terkait segera mencari jalan keluar terhadap persoalan yang membelit para sopir truk Pelabuhan Sukabangun Ketapang, hingga mengakibatkan mereka mogok operasional.

"Ini tidak bisa didiamkan oleh pemerintah, sebab kalau mereka terus mogok maka perekonomian di Ketapang akan terhenti, sebab pasokan barang yang dipasarkan oleh para pengusaha adalah barang-barang yang dibawa oleh para sopir tersebut," kata Bawendy Hwa, kepada Tribun Pontianak (Tribun Network), Jumat (27/7/2012).

Dia mengatakan, jika truk tersebut terus melakukan aksi mogok tentu saja kebutuhan sembako di Kabupaten Ketapang akan sulit nantinya, jika sudah demikian otomatis sembako akan mengalami kenaikan.

"Kasihan masyarakat kalau sudah begini karena terkena dampaknya, apalagi ini kan bulan puasa, dan tidak lama lagi juga umat muslim akan melakukan lebaran,” tegasnya.

Dia mengatakan, untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah memang perlu melakukan pertemuan dengan semua pihak SPBU yang ada di Ketapang ini, mereka kemudian sama-sama duduk satu meja untuk mencari jalan keluarnya.

"Di Ketapang ini kan ada 4 SPBU dan satu APMS, memang setiap SPBU hanya mendapatkan 1 tangki solar perhari, namun saya pikir tetap mencukupi jika pengaturannya dilakukan dengan benar," katanya.

"Misalnya, di Ketapang ini ada 25 kendaraan, sementara SPBU ada 4 dan 1 APMS, jadi masing-

masing setiap SPBU melayani 5 truk, pemilik SPBU harus mengantongi plat kendaraan masing-masing, kendaraan mana saja yang mengisi minyak di tempatnya," jelasnya.

Dia mengatakan, pemakaian solar di Ketapang ini sejatinya tidak terlalu banyak, apalagi jika hanya untuk kendaraan yang beroperasi di kawasan Kota Ketapang saja. Kebanyakan solar justru larinya ke wilayah perhuluan ataupun di kecamatan pedalaman.

"Setiap hari kita bisa lihat ada kendaraan yang membeli BBM menggunakan drum-drum, kemudian dibawa ke hulu, padahal belum jelas, namun kenapa yang di kota yang benar-benar vital malah tidak terpenuhi," ujarnya.

Sebelumnya, para sopir truk Pelabuhan Sukabangun Ketapang melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk protes kepada pemerintah. Mereka menganggap pemerintah tidak terlalu peduli dengan persoalan yang mereka hadapi, terutama masalah sulitnya mendapatkan solar dari SPBU.

Baca Juga:

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan