Pidato SBY 16 Agustus
SBY Tak Singgung Dampak Investasi Terhadap Naker
Politisi PDIP Rieke Dyah Pitaloka mengapresiasi pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDIP Rieke Dyah Pitaloka mengapresiasi pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, Rieke menilai isi pidato SBY masih kurang lengkap.
"Saya mengapresiasi pidato presiden. Karena ini mengaku selama masa pemerintahan ini korpsi merajalela dan itu saya kira tidak perlu komentar panjang lebar," kata Rieke di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2012).
Menurut Rieke, pada masa pemerintahan saat ini korupsi sudah mengakar ke daerah. Sementara, isi pidato yang dinilai kurang, Rieke menyebutkan masalah ketenagakerjaan.
"Beliau mengatakan perduli terhadap ketenagakerjaan. Tetapi terhadap enam isu utama yang disoroti beliau termasuk masalah investasi sama sekali tidak menyinggung dampak investasi terhadap ketenagakerjaan kita," ujar Rieke.
Rieke mengungkapkan pernyataan SBY mengenai masalah ketenagakerjaan yang berdampak menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan berbeda dengan data yang dimilikinya. Rieke mengaku mendapatkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) yang menyebutkan rumah tangga miskin jumlahnya 25,1 juta. Padahal, kata Rieke, SBY menyebutkan rumah tangga miskin sekitar 19,1juta.
"Artinya dikali empat rumah tangga asumsinya ada 100 juta lebih kenaikan yang luar biasa. Saya tidak tahu apakah data BPS ini valuid atau tidak tapi ini datanya jauh berbeda dengan apa yang dsaimpaikan presiden," ujarnya.
Rieke mengungkapkan SBY mengaku
peduli terhadap upah buruh. Tetapi kenyataanya, ujar Rieke, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 13 tahun 2012 mengenai komponen hidup layak itu untuk buruh lajang bukan untuk buruh rumah tangga.
"Jadi ketika survey dilakukan tahun ini maka akan rendah," tukasnya.