Kerusuhan Sampang
Kasus Sampang, Ketidakpedulian Pemerintah terhadap Minoritas
Kasus kekerasan yang terjadi di Sampang, Madura bukan lagi karena masalah keluarga atau aliran. Namun, lebih kepada ketidakpedulian
Editor:
Anwar Sadat Guna

Laporan Riana Dewi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus kekerasan yang terjadi di Sampang, Madura bukan lagi karena masalah keluarga atau aliran. Namun, lebih kepada ketidakpedulian pemerintah terhadap kaum minoritas.
Hal ini disampaikan dalam talkshow yang diadakan DPD RI mengenai Kaum Minoritas, Mazhab Syiah, dan Hak Warga, Jumat (31/8/2012).
"Proses demokrasi selama ini dipaksakan ke mayoritas, dan suara kaum minoritas kurang didengarkan. Pemerintah harus mempertimbangkan suara kelompok lain," tutur Fajar Riza Ul Haq, Direktur Eksekutif MAARIF Institite for Culture and Humanity.
Fajar menambahkan selama ini, pemerintah terkesan ditekan kelompok mayoritas. Hal ini bertentangan dengan janji negara dalam konstitusi, bahwa semua masyarakat memiliki hak suara yang sama.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa kelompok penganut mazhab Sunni menyerang kelompok Syiah, karena dianggap sesat. Penyerangan itu menewaskan dua warga.
Dalam talkshow tersebut hadir juga mantan Ketua Komite III DPD RI, Istibsyaroh dan Rusdi Mathari, freelance journalist. Acara berlangsung di pressroom DPD RI, pukul 10.00 pagi.