Sabtu, 23 Agustus 2025

Ledakan di Depok

RS Polri Pastikan Korban Ledakan Wahyu Alias Anwar

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan Dokpol RS Polri Kombes Pol Ibnu Hajar.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto RS Polri Pastikan Korban Ledakan Wahyu Alias Anwar
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Polisi menurunkan spanduk Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara, Beji, Depok, Jawa Barat, yang menjadi lokasi ledakan pada Sabtu malam, Minggu (9/9/2012).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I, R Said Sukanto atau RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur memastikan korban ledakan bom di Beji, Kota Depok, yang meninggal Rabu (12/9/2012) sore adalah Anwar atau Wahyu Ristianto.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan Dokpol RS Polri Kombes Pol Ibnu Hajar. Kepastian ini berdasarkan hasil uji DNA yang dilakukan di laboratorium forensik Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri di Cipinang, Jakarta Timur.

"Secara tidak terbantahkan mayat tanpa identitas adalah anak biologis dari pasangan Jatmiko dan Wariyem bernama Anwar alias Wahyu Ristianto," ujar Ibnu kepada wartawan, di RS Polri, Rabu (12/9/2012).

Lebih lanjut Ibnu menjelaskan, Anwar meninggal dunia sekitar pukul 15.30 WIB, namun untuk memastikan, pihaknya baru membawa korban ke Kamar Jenazah sekitar pukul 17.30 WIB.

Anwar yang menderita luka bakar lebih dari 40 persen yang merata di seluruh tubuh korban, termasuk bagian otak, dan genital menjadi salah satu penyebab kematian.

Selain itu, korban juga mengalami gagal ginjal yang diperparh dengan kondisi korban yang tak sadarkan diri sejak tiba di rumah sakit.

"Cuci darah dilakukan karena gagal ginjal. Hal ini riskan, apalagi pasien tidak sadarkan diri. Air seni yang keluar sedikit, dengan cuci darah kurang membantu yang bersangkutan. Ini membuat kondisinya multi kompleks dari ginjal, liver, paru, dan otak. Korban meninggal dunia sekitar pukul 15.30 WIB," lanjutnya.

Sebelumnya, korban ledakan bom Depok tersebut pun sudah menjalani amputasi lengan kanan karena akibat luka hebat yang dialaminya mengakibatkan tangannya terjadi pembusukan sehingga harus diamputasi.

Korban merupakan saksi kunci sekaligus diduga kuat perakit bom untuk menjalankan aksi teror yang akan dilakukan 11 Sepember 2012 terhadap Markas Korps Brimob Kwitang Polda Metro Jaya, Pos Polisi Salemba, Markas Densus 88 Anti Teror Polri, dan komunitas agama budha.

Bersyukur rencana teror yang sudah dipersiapkannya bisa terungkap lebih dahulu setelah ada penemuan bom di Tambora, Jakarta Barat dan Beji, Depok, Jawa Barat.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan