WNI Ditembak Polisi Malaysia
Aparat Dapatkan Dua Pistol dan Laptop dari WNI yang Tewas
Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat mengatakan tewasnya WNI di Malaysia dimulai dengan aksi tembak-menembak dengan kepolisian.
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat mengatakan tewasnya WNI di Malaysia dimulai dengan aksi tembak-menembak dengan kepolisian.
"Dari informasi KBRI memang terjadi tembak-menembak atau tembakan antara TKI dengan polisi dan bahkan ada informasi yang akan dicek ulang," kata Jumhur di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/9/2012).
Ia mengatakan latar belakang WNI yang tewas tertembak memiliki catatan kriminal. "Ada yang pernah dipenjara, pernah merampok dan sebagainya ini yang akan kita konfirmasi, jadi dia bukan orang yang berniat bekerja di Malaysia, tapi dia juga pernah memiliki track record kejahatan di Malaysia," imbuh Jumhur.
Jumhur mengatakan WNI yang tewas karena tembakan dan aparat Malaysia mendapatkan barang bukti berupa dua pistol dan komputer jinjing (laptop).
"Selain itu ada beberapa hasil rampokan yang dilakukan pada hari sebelumnya, jadi ini terus mengkonfirmasi dengan teman-teman kita perbalaean, bukan tenaga kerja yang kerja secara resmi," imbuhnya.
Seperti diketahui sebelumnya, empat orang WNI tewas ditembak polisi Malaysia di negara bagian Perak. Kemudian sebagian anggota tubuh warga negara Indonesia tersebut diduga diambil oleh orang Malaysia.
Kejadian penembakan itu terjadi pada tanggal 7 September sore di Perak Malaysia. Sofyan Hamid (24) keluarga korban menyebutkan, empat orang adalah warga Batam sedangkan Mahno adalah orang Madura.
Empat warga tersebut tinggal di Bengkong Pertiwi, Batam. Sedangkan Mahno tinggal di Ipoh, negara bagian Perak.
Klik: