Rabu, 27 Agustus 2025

Ingin Ikut Program Bayi Tabung? Sediakan Uang Rp60 Juta

Banyak cara yang dilakukan pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak. Salah satu cara medis yang saat ini mulai dilirik adalah bayi tabung.

Penulis: Agustina Rasyida

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Agustina N.R

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak cara yang dilakukan pasangan suami istri yang sudah menikah lama namun belum dikaruniai anak. Salah satu cara medis yang saat ini mulai dilirik adalah bayi tabung.

"Orang yang tidak mempunyai anak atau hamil secara alami, padahal sudah setahun menikah disebut infertilitas atau tidak subur," ujar Prof. DR. dr. Soegiharto Soebijanto, Sp.OG(K), Ketua Perkumpulan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri), Senin (24/9/2012), di Rumah Sakit Asri.

Menurut Soegiharto, penyebab tidak suburnya seseorang bermacam-macam. 50 persen dapat disebabkan dari suami, sisanya dari istri, seperti kualitas sperma jelek, saluran tuba tertutup, atau anatomi genetalia interna bermasalah.

Di sisi lain, pasutri sudah melakukan hubungan seksual, di mana sperma bertemu dengan sel telur. Jika cara alami tidak terjadi, pasutri memerlukan bayi tabung.

Bagi pasutri yang ingin menempuh layanan bayi tabung, Soegiharto memaparkan pemeriksaan kesuburan, hormon, sperma, virus, infeksi menjadi syarat mutlak. Jika salah satu pasangan ada yang memiliki penyakit, seperti diabetes, jantung, atau hipertensi, sebaiknya pulihkan terlebih dahulu kondisi kesehatannya.

Setelah kondisi kesehatan kedua pasutri dinyatakan sehat, sel sperma dan sel telur mereka akan diambil, kemudian dimasukkan dalam tabung khusus. Selama tiga hari, kedua sel yang telah menjadi embrio akan membelah-belah, lalu dimasukkan ke rahim sang istri dengan menggunakan cateter. Hasil embrio yang membelah dapat menghasilkan 5 - 15 embrio.

"Maksimal ada tiga embrio yang dimasukkan ke rahim."

Sisanya, embrio akan disimpan untuk dibekukan. Jadi jika pasutri ingin melakukan program bayi tahun berikutnya, pihak rumah sakit hanya perlu memasukkan embrio tersebut.

Tingkat keberhasilan bayi tabung memang tidak terlalu tinggi, yaitu 39 persen. Selain itu, faktor umur juga menentukan. Untuk perempuan sehat berusia 30 tahun memiliki kesempatan hamil 20 persen, lima persen peluang bagi perempuan berusia 40 tahun.

Sementara itu, keberhasilan program ini dapat dilihat sekitar seminggu atau dua minggu setelah embrio dimasukkan ke rahim. Di sisi lain, pasutri bisa menjalankan aktivitas lainnya secara normal.

Namun demikian, Indonesia telah memiliki sekitar 20 klinik fertilitas di rumah sakit terkemuka yang tersebar di delapan kota. Penggunaan teknologi (peralatan) dan sumber daya manusia (tenaga medis) Indonesia sama seperti layanan bayi tabung di negara maju.

Biaya yang dibanderol bayi tabung di Indonesia, sekitar Rp 60 juta. Biaya tersebut sudah termasuk proses induksi ovulasi (pengembangbiakan) sampai embrio berada di rahim. Jika pasutri ingin memiliki bayi dengan cara yang sama, mereka hanya mengeluarkan biaya Rp 100 ribu. Bahkan biaya ini dirasa terjangkau jika dibandingkan dengan negara lain.

"Orang Amerika saja datang ke Indonesia untuk program bayi tabung ke saya. Kualitas sama dengan yang di Amerika, keberhasilannya sama 39 persen, fasilitas sama, dan harganya terjanglau. Kalau di sana tiga kali lipat, di Singapura sekali datang konsultasi aja 500 dollar," ucapnya.

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan