Senin, 1 September 2025

Malnutrisi Lansia Jadi Sorotan Dunia

Ditemukan sebanyak 56,7 persen pasien lansia berisiko malnutrisi dan 2,14 persen sudah terbukti malnutrisi.

Penulis: Agustina Rasyida

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Agustina N.R

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Populasi usia lanjut di dunia dari tahun 1950 sampai 2025 diprediksi akan terus meningkat. Asia merupakan benua dengan populasi usia lanjut tertinggi, diikuti Eropa, America, Afrika, dan Oceania.

"Menua itu pasti, tetapi tantangan bagaimana menua tetap sehat, aktif, dan mandiri, itu yang harus diperhatikan," ujar dr. Siti Setiati, SpPD, KGER, dari Rumas Sakit Cipto Mangunkusumo, dalam temu media, Senin (29/10/2012), di Jakarta.

Menurut penelitian yang dilakukan dokter Siti Setiadi pada 702 pasien usia lanjut rawat jalan, di 10 rumah sakit di Indonesia. Hasilnya ditemukan sebanyak 56,7 persen pasien berisiko malnutrisi dan 2,14 persen sudah terbukti malnutrisi.

Malnutrisi ini tadak hanya status gizinya kurang, tetapi bisa lebih. Malnutrisi didefinisikan sebagai suatu keadaan defisiensi atau kelebihan yang menyebabkan ketidakseimbangan antara protein, energi, dan zat gizi lain dalam tubuh. Bahkan malnutrisi menjadi sorotan dunia. Karena prevalensi sekitar 20 - 50 persen, di rumah sakit di Beijing, Kuba, Australia, Belanda, Eropa, dan lainnya.

Di sisi lain, makin tua seseorang, makin banyak masalah yang dihadapi. Seperti muncul penyakit, kondisi kognitif menurun, masalah ekonomi, permasalahan psikis (depresi, kehilangan pasangan, jabatan), dipersepsikan tidak mandiri, dan masalah malnutrisi.

Faktor yang memengaruhi seorang usia lanjut terkan malnutrisi adalah faktor kesehatan (diabetes, pengapuran pada lutut, masalah gigi, gangguan pencernaan, dan lainnya), asupan makan berkurang, karena semakin tua taste-nya kurang baik, sehingga kurangmengonsumsi makanan, disusul masalah sosial ekonomi (tidak ada teman makan, pemasukan berkurang, tidak dapat membeli makanan kesukaan, dan lainnya), intoleransi makanan yang menyebabkan penolakan terhadap makanan, perubahan komposisi tubuh dan fungsi organ (makan jadi sedikit, kebutuhan nutrisi meningkat, tapi penyerapannya berkurang), konstipasi maupun diare menyebabkan takut makan, urinasi tidak terkontrol atau terlalu sering, hingga penggunaan obat-obatan.

Menurut data Proyeksi Penduduk menurut Bappenas tahun 2008, tahun 200 penduduk usia lanjut di Indonesia 19 juta jiwa dengan usia harapan hidup 66,2 tahun, 2010 diperkirakan 23,9 (9,77 persen) tahun dengan usia harapan hidup 67,4 juta jiwa, dan 2020 diproyeksikan 28,8 (11,34 persen) juta jiwa dengan usia harapan hidup 71,1 tahun.

"Pasien saya tidak lagi yang berumur 50 - 60 tahunan, tapi 70 - 90 tahunan. Dunia ini semakin tua, termasuk Indonesia," lanjutnya.

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan