Minggu, 2 November 2025

8 Balita di Kaltim Meninggal Karena Gizi Buruk

Hingga Oktober tahun 2012, di Kaltim tercatat 305 kasus gizi buruk pada balita.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto 8 Balita di Kaltim Meninggal Karena Gizi Buruk
Serambi Indonesia/Khalidin
Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Hingga Oktober tahun 2012, di Kaltim tercatat 305 kasus gizi buruk pada balita. Dari total jumlah tersebut, 8 diantaranya meninggal dunia, 287 anak membaik/sembuh, dan 10 anak masih dirawat.

Daerah penyumbang jumlah terbesar adalah Penajam Paser Utara (PPU) sebanyak 88 kasus dan Kutai Kertanegara sebanyak 67 anak. Jumlah meninggal terbanyak berada di Kukar (5 anak), serta Kutai Barat, Balikpapan dan Samarinda masing - masing (1 anak). Sedangkan yang masih dirawat ada 9 anak diTan Tidung dan 1 anak di Kutai Barat.

Menurut Plh Kadinkes Kaltim, Sutri Cahyono, SKM, M.Si, didampingi Kasi Gizi Setyo Basuki, data yang ada masih jumlah minimal dikarenakan diperkirakan masih banyak kasus gizi buruk di Kaltim  yang masih belum tercover. "Contohnya, dari 1.100 posyandu, yang melaporkan kasus itu hanya 271 saja," kata Setyo.

Saat ini menurutnya, sasaran penduduk miskin di tahun 2012 yang diperkirakan memiliki anak bergizi buruk (usia 11 - 24 bulan) mencapai 14.968 anak.  Dan kondisinya, Dinkes Kaltim hanya dapat mengcover penanganan sebesar 15 persen dari total tersebut. Meliputi pemberian 4.605 dos Makanan Penunjang -ASI dan 1000 dos Taburia dari APBD Provinsi Kaltim.

"Kita mengharapkan agar kasus gizi buruk ini menjadi perhatian pemda. Sudah ada 3 daerha yang membeli sendiri  MP-ASI yakni Paser, Kukar, Berau dan Bulungan. Selebihnya kita berikan, hingga kini semua sudah didistribusikan kecuali Samarinda.
Alasannya karena mereka belum punya gudang penyimpanan," katanya.

Sementara itu, Staf Seksi Gizi di Dinkes Kaltim Siti Rokhana mengatakan bahwa untuk masalah gizi buruk 2012 pemprov Kaltim menganggarkan sebesar Rp 2.084.57.000 meliputi 5 item kegiatan.

Dipaparkan Siti, gizi buruk, selain karena asupan gizi kurang juga diakibatkan minimnya pengetahuan orangtua. Bahkan setelah ditelusuri malah penyebab terbesarnya bukanlah masalah kekurangan pangan melainkan masalah sosial. Seperti dari kasus meninggal, hampir semuanya berasal dari keluarga  yang memang belum siap memiliki anak. Atau dalam istilah umumnya Married by Accident (MBA).

"Mereka memang belum siap. Keluarga yang MBA. Belum  siap menerima anak, sehingga sama sekali tidak perduli hingga ke asupan gizi anak. Hulunya dari sana," katanya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved