Kamis, 11 September 2025

PLN DJBB Targetkan Raih Rp 32,7 Triliun

pihaknya meraih pendapatan Rp 21,297 triliun dan pada 2010, nilainya naik menjadi Rp 24,769 triliun atau rata-rata Rp 1,6 triliun per bulan.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto PLN DJBB Targetkan Raih Rp 32,7 Triliun
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Petugas memeriksa alat pengukur tekanan pada pembakit listrik tenaga uap (PLTU) Pangkalan Bun Kalimantan Tengah yang dimiliki oleh PT.Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO), Selasa (13/11/2012). Saat ini PLTU Pangkalan Bun dapat memasok listrik sebesar 77.140.000 kilowatt per hour (kwh) per tahun dengan kapasitas 2x7 megawatt, yang rencananya akan dikembangkan menjadi 2x50 megawatt. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM BANDUNG, - Pendapatan yang diraup PT PLN Distribusi Jabar-Banten (DJBB) sejak 2009 terus meningkat. Menurut Manager Niaga PLN DJBB, Muhammad Munif, pada 2009 pihaknya meraih pendapatan Rp 21,297 triliun dan pada 2010, nilainya naik menjadi Rp 24,769 triliun atau rata-rata Rp 1,6 triliun per bulan.

"Pada tahun 2011, pendapatan kami kembali meningkat menjadi Rp 28,6 triliun. Untuk tahun ini, proyeksi kami senilai Rp 32,724 triliun," kata Munif kepada Tribun, Sabtu (1/12/2012).

Terjadinya kenaikan itu karena jumlah pelanggan baru pun meningkat. Tahun ini, jumlah pelanggan baru melebihi 9,5 juta. Sedangkan proyeksi pelanggan baru pada 2012 mencapai 10.173.272 pelanggan.

Meski pendapatan meningkat, ternyata, nilai tunggakan para pelanggan masih tergolong besar. Selama 2012, nilai tunggakan pelanggan di wilayah kerjanya sekitar Rp 265 miliar per bulan. Tunggakan itu terjadi pada hampir seluruh kalangan pelanggan listrik, mulai rumah tangga, bisnis, industri, bahkan pelanggan pemerintah.

Daerah penunggak yang tertinggi adalah Kota Bekasi. Di daerah tersebut banyak industri. "Walau begitu, pada dasarnya, tunggakan pembayaran listrik terus berubah karena di antara penunggak, ada yang memenuhi kewajibannya," katanya.

Berbicara tentang nilai kerugian susut listrik, Munif mengakui adanya potensi tersebut. Bahkan potensi kerugian susut listrik di wilayah kerjanya cukup besar. "Secara nilai dapat mencapai Rp 1 triliun per bulan. Tapi, sejak 2005, kondisinya terus turun. Pada 2005, sebesar 11,5 persen, sedangkan tahun ini sekitar 9,7 persen," katanya. (win)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan