Ringgit Malaysia Menguat, Pengusaha: Jadi Momentum Tarik Wisatawan RI Tetap Liburan di Tanah Air
HIPPINDO menilai penguatan mata uang Malaysia, Ringgit, terhadap rupiah dapat menjadi momentum untuk menarik wisatawan Indonesia
Ringkasan Berita:
- Jelang Nataru, pelaku usaha bersama pemerintah sudah menyiapkan program diskon besar-besaran di berbagai pusat perbelanjaan
- Penguatan ringgit juga menjadi peluang untuk mendorong masyarakat membeli produk lokal.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) menilai penguatan mata uang Malaysia, Ringgit, terhadap rupiah dapat menjadi momentum untuk menarik wisatawan Indonesia tetap berlibur di dalam negeri.
Apalagi, menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, pelaku usaha bersama pemerintah sudah menyiapkan program diskon besar-besaran di berbagai pusat perbelanjaan.
Baca juga: Menguatnya Ringgit Jadi Sorotan, Anwar Ibrahim: Warga Malaysia Malah Libur ke Indonesia dan Thailand
"Saat ini ringgit menguat, artinya kan jadi mahal ya ke Malaysia. [Wisatawan lokal] itu kita tarik," kata Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Jumat (21/11/2025).
Budihardjo menyebut momentum ini dapat dimanfaatkan untuk memperkuat berbagai industri yang menarik wisatawan seperti wisata kuliner dan kesehatan.
Selain itu, ia menilai penguatan ringgit juga menjadi peluang untuk mendorong masyarakat membeli produk lokal.
Ia mencontohkan merek seperti Hammer, Coconut Island, dan Buccheri yang dinilai perlu terus diperkuat agar makin diminati konsumen.
Namun, Budihardjo mengingatkan bahwa merek global juga tidak boleh diabaikan.
Baca juga: Kurs Rupiah Hari Ini, 22 Juli 2025: Dolar AS Tembus Rp 16.465, Ringgit dan Baht Kian Perkasa
Menurut dia, salah satu alasan masyarakat Indonesia berlibur ke luar negeri adalah untuk membeli produk internasional.
"Merek global kita juga harapan kami bisa diberikan kemudahan. Alasan orang Indonesia keluar karena merek global di Indonesia tuh mahal dan enggak lengkap," ujar Budihardjo.
Sebagai informasi, saat ini ringgit terus menguat dan melampaui mata uang negara ASEAN lain, termasuk rupiah.
Dikutip dari Kompas.com, data Bloomberg pada Kamis 14 November 2025 pukul 15.15 WIB menunjukkan rupiah melemah 21 poin atau 0,13 persen ke Rp 16.707 per dollar AS. Ringgit melemah tipis 0,08 persen ke 0,24 ringgit per dollar AS.
Terhadap ringgit, rupiah turun 9,75 poin atau 0,24 persen ke Rp 4.042,46 per ringgit. Ini posisi terlemah dalam lima tahun.
Sumber: Tribunnews.com
| Bali Diincar Industri Parfum, Jadi Panggung Baru Wewangian Lokal untuk Tarik Wisatawan |
|
|---|
| Ramai Wisatawan, Rengganis Suspension Bridge di Rancabali Bandung Kini Jadi Lab Vokasi |
|
|---|
| Pemandu Wisata Lokal Perlu Diberikan Pelatihan Agar Kualitas Pelayanan Turis Baik |
|
|---|
| Tingkatkan Jumlah Wisatawan Asing, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Perkuat Konektivitas Penerbangan |
|
|---|
| Grand Prix Mandalika Dorong Mobilitas Wisatawan, Keterisian Garuda Group Capai 88 Persen |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.