Beginilah Repotnya Bila Sosialita-sosialita Jadi Terdakwa
Betapa repot mengurus sosialita saat dia berstatus terdakwa dan harus ditahan. Apa saja repotnya?
Editor:
Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM
Dulu penjara identik dengan ”penebusan dosa” di dunia. Makan tak enak dan tidur tak nyenyak dianggap wajar di masa lalu.
Mereka yang protes paling bikin lagu setelah bebas. Contohnya lagu ”Hidup di Bui”. Sekarang?
Mari kita cermati sidang dan kehidupan para terdakwa kasus korupsi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Contohnya adalah Direktur Utama PT Hardaya Inti Plantations Siti Hartati Murdaya dan anggota DPR, Angelina Sondakh.
Keduanya mantan pejabat Partai Demokrat yang karena kasusnya lalu mundur dan dimundurkan.
Sidang Hartati terkait kasus dugaan korupsi pengurusan hak guna usaha lahan perkebunan di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Di persidangan yang selalu ramai ini, Hartati selalu percaya diri menghadapi siapa pun. Hartati menggunakan logika sebagai yang harus menghidupi banyak orang, yaitu para karyawannya.
Permohonannya mencabut pemblokiran rekening yang tak terkait kasus korupsi dikabulkan hakim setelah mendengar penjelasan logis Hartati. Ia juga memprotes pelayanan rumah tahanan, yang menurut dia, tak layak untuk dirinya.
”Akhir-akhir ini kulkas dan microwave dicabut. Ini di tahanan seperti berduka cita saja,” kata Hartati.
Ia melanjutkan, ”Saya vegetarian. Kalau dipaksa makan katering rutan, misalnya diberi kue basah dengan gula, itu racun bagi saya. Ini menyangkut nyawa soal makanan. Saya perlu jaga gizi juga untuk sidang-sidang ini,” tuturnya.
Majelis hakim yang diketuai Gusrizal menerima logika itu. Kesehatan memang hal utama dalam persidangan. Karena itu, setiap memulai sidang majelis hakim selalu bertanya apakah terdakwa sehat.
Untuk makanan, Gusrizal minta agar Hartati berkoordinasi dengan rumah tahanan. Penasihat hukum pun diberi tugas berkonsultasi dengan ahli gizi untuk menu sehat yang cocok dengan terdakwa. ”Tolong agar menu dikonsultasikan. Kalau terdakwa sakit, sidang bisa terganggu. Hak-hak manusia tolong diperhatikan,” kata Gusrizal kepada jaksa.
Turunkan tensi
Berbeda dengan Hartati, Angie selalu menjaga sopan santun serta sesekali menangis ketika berargumen dalam sidang.
”Saya perlu ingatkan Saudara bahwa hanya Saudara dan Tuhan yang bisa menolong Saudara. Kami hanya mempertimbangkan,” ujar hakim Hendra Yospin Alwi di Pengadilan Tipikor saat meminta Angie jujur terkait penggunaan BlackBerry yang selalu diingkari.
Setelah itu, Hendra menimpali lagi. ”Saya ingat iklan Saudara. Katanya, ’Korupsi No’. Sekarang, korupsi no atau yes?” kata Hendra merujuk iklan kampanye Partai Demokrat.
Hanya kalimat itu yang paling keras disampaikan kepada Angie selama persidangan. Tak ada pertanyaan bernada tinggi lain. Angie menjadi terdakwa dalam kasus mafia anggaran dan menggiring anggaran di Kemdiknas dan Kemenpora.