Industri Batu Bara Kotor Karena Pelakunya Tak Profesional
Industri pertambangan sampai saat ini dinilai sebagai industri yang kotor.
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri pertambangan sampai saat ini dinilai sebagai industri yang kotor. Pasalnya selain dikuasai oleh orang-orang kaya, industri pertambangan juga merusak lingkungan dan tidak menguntungkan negara.
Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Achmad Ardianto menjelaskan kalau Industri pertambangan punya peran sangat penting keputusan kebijakan dan mengedukasi masyarakat. Ia menilai kalau industri lainnya seperti industri susu bisa menjadi kotor tergantung dari para pelaku industri tersebut.
"Industri susu yang katanya ramah lingkungan juga mempunyai potensi negatif kalau dalam pelaksanaannya pelaku bisnisnya tidak baik," ujar Achmad Ardianto, Senin (28/1/2013).
Ketua Bidang ESDM PT Aneka Tambang itu mengakui kalau industri pertambangan menjadi kotor akibat para pelaku yang tidak profesional. Ia pun menilai kalau industri properti juga menjadi kotor akibat banyak 'pemain' yang tak bertanggung jawab.
"Secara profesional industri pertambangan itu tidak salah, bisa terjadi kesalahan di lapangan. Tapi bisa juga di industri properti, apa tidak ada yang penipu?" ungkap Achmad Ardianto.
Oleh karena itu dengan adanya Perhapi, mereka ingin menjaga kestabilan negara dan industri pertambangan agar sejalan. Pasalnya banyak pihak dari industri pertambangan yang mengaku punya banyak cadangan tapi pada kenyataannya tidak.
"Mineral dan Batubara suatu saat akan habis, kita punya tanggung jawab untuk batubara agar digunakan secara maksimum. Kita harus tahu cadangan yang kita miliki, jangan tertipu kita punya nikel yang banyak, bauksit yang banyak," jelas Achmad Ardianto.