Rabu, 3 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Makan Couscous di Perayaan Maulid Nabi di Negeri Seribu Benteng

- Suasana maulid nabi Muhammad SAW hingga sekarang masih diperingati dan dirayakan

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Makan Couscous di Perayaan Maulid Nabi di Negeri Seribu Benteng
IST
Kegiatan maulid Nabi Muhammad SAW yang di adakan di dhoreh (makam atau Grand Zawiyah syekh At-Tijani) syekh Ahmad At-Tijani pendiri tariqat At-Tijaniyah yang yang di hadiri oleh para pengikutnya dari berbagai negara.

Oleh: Kusnadi El-Ghezwa*

TRIBUNNEWS.COM - Suasana maulid nabi Muhammad SAW hingga sekarang masih diperingati dan dirayakan di beberapa kota-kota besar Maroko pada hari selasa (29/1/2013) bertempat di salah satu kota yang terkenal dengan sebutan kota ilmu (kota Fes) yang di dalamnya terdapat makam syekh Ahmad At-Tijani yang dikenal di dunia Islam melalui ajaran thariqat yang dikembangkannya yakni Thariqah At-Tijaniyah telah berlangsung acara maulid nabi dengan diiringi berbagai macam agenda.

Acara ini tidak hanya mendapatkan sambutan hangat dari warga setempat saja, dari kalangan ulama dibelahan dunia yang juga pengikut thariqah At-Tijaniyah juga turut hadir pada acara ini, diantaranya dari Nigeria, Senegal, Mali, Al-Jazair dan masyarakat setempat yang semenjak sore tengah memadati makam Ahmad At-Tijani yang akrab dengan sebutan Grand Zawiyah Syekh Ahmad At-Tijani.

Pada kesempatan ini, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko juga mendapatkan kehormatan untuk menghadiri acara ini, tampak pula sejumlah anggota PCINU Maroko dan beberapa anggota PPI Maroko ikut menghadiri acara ini.

“Dengan banyaknya para pengunjung yang terus berbondong-bondong dari berbagai kota dan negara mengakibatkan jalan yang menuju tempat acara macet dan penuhi oleh desakan para pengunjung” Ujar Ahmad Suprapto selaku Wakil Koordinator lajnah Ta’lif wa Nasyr PCINU Maroko yang turut menghadiri acara ini. 

Maulid ini dibuka dengan ummul kitab, diteruskan dengan membaca QS. Yasin dan QS. Al-Fath secara berjamaah. Selanjutnya ke acara pembacaan maulid Nabi SAW oleh tim qasidah yang terdiri 12 orang dengan mengenakan pakaian khas Maroko, yaitu Jalabah dan peci warna merah.

Seperti pada umumnya acara di Indonesia, disela-sela pembacaan maulid Nabi, panitia membagikan snack  serta minuman kepada para pengunjung.

Meningkat acara inti yaitu pembacaan maulid Nabi SAW menggunakan kitab “Bulughul Qasdi wal Maram, bi Qiraati maulidi Khoiri Anam” karya Syekh Muhammad Al-Hajjuji (W. 1370 H)  dibaca oleh Syekh Zubair yang merupakan penanggung jawab Zawiyah ini hingga selesai sekaligus ditutup dengan doa bersama oleh Beliau.

Menurut H. Ahmad Shohib Muttaqin Lc. selaku Wakil Katib Syuriah PCINU Maroko mengatakan semoga kedepannya PCINU Maroko juga bisa mengadakn acara seperti ini dengan mengundang para ulama dan zawiyah yang ada di Maroko. Sehingga tradisi yang ada di Nahdlatul Ulama dan Indonesia pada umumnya juga bisa dikenal oleh warga setempat.

Di akhir acara ini panitia menghidangkan makan malam berupa Couscous, yang merupakan makanan tradisional Negeri Seribu Benteng ini.

*Penulis adalah Koordinator Departemen Media Informasi PPI Maroko dan Koordinator Lajnah Ta’lif wa Nasyr PCINU Maroko.

TRIBUNNERS TERBARU


Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan