Minggu, 16 November 2025

PM Jepang Shinzo Abe: Kabinet Baru Diharap Lebih Kuat

Abe yang juga Ketua Umum Partai Liberal (LDP) telah mengangkat lima menteri dalam kabinetnya yang baru.

Editor: Dewi Agustina
NTV
Yuko Obuchi (40) Menteri Ekonomi Perdagangan dan Perindustrian (METI) yang baru di Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perombakan kabinet baru PM Jepang Shinzo Abe, Rabu (3/9/2014) memunculkan banyak tanda tanya, apa sebenarnya yang diincar Abe kali ini dalam perombakan pertama kabinetnya ini? Bagi Abe sendiri perombakan kabinet dimaksudkan untuk semakin memperkuat barisan kerja dan citra yang lebih baik lagi di masa depan.

"Awal kabinet baru yang baik dan kami berharap dapat lebih kuat dan lebih baik lagi di masa depan," papar Abe kepada pers, Rabu (3/9/2014).

Abe yang juga Ketua Umum Partai Liberal (LDP) telah mengangkat lima menteri dalam kabinetnya yang baru. Apa yang diincar dengan lima menteri wanita ini?

Paling utama adalah Menteri Ekonomi Perdagangan dan Perindustrian (METI ), Yuko Obuchi (40), ibu dari dua anak yang pernah menjabat Menteri pada masa kabinet PM Jepang Taro Aso.

Target penempatan Obuchi (ayahnya dulu mantan PM Jepang, Keizo Obuchi) oleh Abe menurut kalangan pers Jepang agar tercipta citra yang lunak halus dan fleksibel sehingga mudah berkomunikasi lebih baik lagi dengan semua pihak baik laki-laki maupun wanita.

"Satu cermin yang baik untuk promosi kepada masyarakat bagi perempuan yang sukses," papar sumber Tribunnews.com di dalam partai Liberal (LDP), Rabu (3/9/2014).

Dengan penunjukan perempuan untuk keterkaitan nantinya dengan sektor swasta (jabatannya di METI) diharapkan Obuchi juga akan semakin menjalin hubungan baik antara swasta dan pemerintah. Selain itu Obuchi diharapkan dalam melanjutkan Abenomics dalam pengembangan perekonomian Jepang.

METI juga terkait erat dengan pembangunan daerah bencana di Tohoku khususnya bencana nuklir di Fukushima. Diharapkan Obuchi dapat memberikan angin segar bagi pemulihan Fukushima, mengantisipasi lebih kuat lagi dalam menghadapi Tepco, operator nuklir Jepang yang harus bertanggungjawab atas kebocoran PLTN Fukushima 11 Maret 2011 dan dampaknya sampai saat ini.

Kemudian penempatan Yamatani Eriko (63), sebagai Menteri Komisi Keselamatan Nasional, yang akan menangani kasus penculikan warga Jepang oleh Korea Utara juga diharapkan dapat semakin mendorong semakin banyak hasil memulangkan warga Jepang yang telah diculik oleh pihak Korea Utara kembali ke Negeri Sakura ini.

Dengan menunjuk lima anggota parlemen sebagai menteri wanita di kabinet yang baru, ternyata dampak lain muncul di kalangan partai liberal (LDP). Suara kecemasan muncul karena banyak anggota parlemen di dalam LDP yang tidak kebagian kursi menteri akibat "direbut" para wanita tersebut. Selama 600 hari kabinet Abe yang lalu, banyak para anggota LDP menanti untuk mendapat giliran duduk dalam kabinet menjadi menteri, ternyata banyak wanita yang dipilih Abe.

Kini mereka mengamati sangat serius terutama hasil kerja 100 hari pertama nanti, bagaimana hasil kerja lima menteri wanita ini. Apabila menghasilkan sesuatu yang baik tentu tak ada masalah. Apabila hasil pekerjaan tidak baik, ada kemungkinan Abe akan jatuh, sebagai dampak penempatan lima menteri wanita tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved