Demam Berdarah Menyebar, Taman Yoyogi Ditutup Sementara
Sebelumnya Pemerintah Jepang mengumumkan sejak 28 Agustus 2014, sejumlah orang terkena demam berdarah di Tokyo, terutama dari Taman Yoyogi.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hingga Minggu (7/9/2014) sebanyak 74 warga Jepang positif terkena penyakit demam berdarah (DB). Sebelumnya Pemerintah Jepang mengumumkan sejak 28 Agustus 2014, sejumlah orang terkena demam berdarah di Tokyo, terutama dari Taman Yoyogi (Yoyogi Koen).
3 September lalu sebuah perusahaan Perancis, Sanofi, mengumumkan penemuan vaksin untuk menyembuhkan DB. Sementara kantor Sanofi yang di Tokyo berjarak hanya 10 menit jalan kaki dari Taman Yoyogi.
Majalah Nikkan Spa dari Jepang menuliskan kemungkinan adanya konspirasi antara perusahaan penemu vaksin DB dengan wabah DB di Jepang saat ini. Namun mantan kepala biro Tokyo majalah Forbes saat lalu, Benjamin Fulford, mengomentari sangat hati-hati.
"Saya pikir ada masalah besar dengan teori konspirasi sebelum dikabarkan mereka terkait hal tersebut," ungkap Benjamin.
Dalam promosi Sanofi ditekankan keberhasilan pengembangan vaksin DB tersebut hasil pengembangan bertahun-tahun perusahaan tersebut. Dilakukan untuk anak-anak dari 21.000 orang di Karibia dan di seluruh Amerika Latin uji klinis pengembangan vaksin, khususnya bagi penderita penyakit DB.
Kini muncul rumor berkembang di Jepang, jangan-jangan perusahaan penemu vaksin itu yang sengaja menyebarkan di Taman Yoyogi karena dekat dengan kantor perusahaannya tersebut.
Keanehan ini dipikirkan banyak warga Jepang karena pertama muncul wabah DB dari Taman Yoyogi, bukan masuk dari Bandara Narita atau pelabuhan laut. Namun justru dari Tokyo.
Kini sebagian Taman Yoyogi dikunci tak boleh masuk orang dan sejak Minggu 7 September penyakit DB mulai menyebar ke Taman Pusat Shinjuku, yang ikut ditutup. Larangan masuk bagi pengunjung, sekaligus juga diperkirakan nyamuk DB diduga masuk ke Taman Meiji Jingu, pusat taman dan kuil yang sangat besar di tengah Kota Jepang. Ketiga taman, lokasi jalan-jalan ini saling berdekatan dan apabila ditutup semua, maka wisatawan baik dalam dan luar negeri diperkirakan akan kecewa.
Benarkah ada konspirasi agar perusahaan farmasi itu bisa mendapat untung besar dari wabah DB saat ini yang ada di Jepang? Para penderita lain sampai ke selatan Jepang pun, mengakui terkena sengatan nyamuk DB di Taman Yoyogi, setelah mereka kembali ke kampung halamannya pulang dari Tokyo.