Sandera ISIS Kemungkinan Sudah Tewas, Jepang Tak Mau Bernegosiasi
Pemerintah Jepang sudah pasti tidak akan negosiasi dengan teroris apalagi sampai memberikan uang tebusan
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dua warga Jepang yang disandera ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) Yukawa Haruna (42) dan Goto Kenji (48) kemungkinan sudah meninggal keduanya atau salah satunya. Pemerintah Jepang sudah pasti tidak akan negosiasi dengan teroris apalagi sampai memberikan uang tebusan yang diminta pihak ISIS.
"Kemungkinan salah satu atau keduanya telah meninggal saat ini. Film yang diupload ke youtube an ditujukan ke PM Jepang itu jelas film palsu yang dikerjakan di komputer bukan asli bukan ketiganya ada di sana, tetapi yang orang ISIS di tengah barulah belakangan muncul di antara kedua sandera tersebut," papar sumber Tribunnews.com di Tokyo malam ini (20/11/2015).
Sumber Tribunnews.com yang juga ahli komputer dan film melihat teliti film tiga orang tersebut, dengan bayangan dan "aura" yang ada di sekitar tiga orang tersebut tampak aneh, tambahnya.
"Film itu tidak normal. Jadi kemungkinan sudah ada yang dibunuh sandera tersebut," tambahnya lagi.
Bagi pemerintah Jepang pun selama ini tidak pernah mau negosiasi dengan teroris sehingga diperkirakan kuat uang tebusan 200 juta dolar AS tidak akan diberikan kepada pihak ISIS.
"Apabila uang diberikan, sandera dilepaskan, bukan tidak mungkin hal ini akan dilakukan lagi, mencari warga Jepang dan menyandera lagi di masa depan," papar sumber itu lagi.
Pihak ISIS yang menyandera mereka meminta tebusan 200 juta dolar AS melalui video nya. Apabila dalam 72 jam tidak ditebus maka akan membunuh kedua orang Jepang tersebut.
Kedua warga disandera di tempat yang tak diketahui di antara Siria dan Irak. Perhitungan 200 juta dolar karena satu orang diminta tebus 100 juta dolar AS.
Yukawa Harukana (42) seorang wartawan lepas dan Goto Kenji (48) memasuki Siria tanggal 28 Juli 2014. Sejak saat itu teman-temannya mengetahui Yukawa sedang dalam kesulitan. Salah satunya Goto yang berusaha membantu.
Lalu 12 Agustus 2014 Goto memasuki kota Aleppo. Goto sendiri komunikasi kepada masyarakat melalui Twitternya dilakukan 14 Oktober lalu. Lalu 23 Oktober melakukan Twit lagi dan itu yang terakhir kali dari Goto.