Lebanon Ngadu ke PBB, Sebut Pembangunan Tembok Israel Langgar Garis Biru
Lebanon lapor ke PBB soal tembok Israel di perbatasan selatan, klaim tindakan Israel melanggar Garis Biru dan ganggu akses warga Lebanon
Ringkasan Berita:
- Pemerintah Lebanon mengadukan Israel ke PBB karena pembangunan tembok di perbatasan selatan dinilai melampaui Garis Biru dan melanggar Resolusi 1701.
- UNIFIL melaporkan lebih dari 4.000 m⊃2; tanah Lebanon tak bisa diakses warga.
- Israel membela diri, menyebut tembok sebagai langkah pertahanan sah sejak 2022 untuk mencegah infiltrasi, serangan roket, dan memudahkan pengawasan perbatasan.
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Lebanon ajukan protes ke Dewan Keamanan PBB setelah Israel melanjutkan pembangunan tembok beton di perbatasan selatan.
Protes itu disampaikan Presiden Lebanon, Joseph Aoun pada Sabtu (15/11/2025).
Dalam keterangan resmi yang dikutip CNA, Presiden Aoun menilai konstruksi pembangunan tembok beton yang dilakukan Israel melampaui Garis Biru, batas yang ditetapkan PBB sejak tahun 2000 silam.
Garis ini menjadi acuan utama untuk mencegah pelanggaran wilayah dan mengontrol aktivitas kedua negara yang selama puluhan tahun memiliki hubungan tegang.
Tak hanya itu tindakan Israel juga dianggap melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang menyerukan penghentian permusuhan antara Hizbullah dan Israel serta pembentukan zona bebas senjata antara Garis Biru dan Sungai Litani di Lebanon.
PBB: Ribuan Meter Tanah Lebanon Tak Lagi Bisa Diakses
Merespons keluhan yang diajukan kepresidenan Lebanon, Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyampaikan kekhawatiran serius terkait pembangunan tembok tersebut.
Menurut laporan Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon atau UNIFIL, tembok itu membuat lebih dari 4.000 meter persegi tanah Lebanon tidak dapat diakses oleh penduduk lokal.
Hingga berpotensi memicu potensi insiden keamanan di kawasan perbatasan.
Baca juga: Israel Khawatir Soal Kedekatan Trump dengan Al-Sharaa, Takut Diminta Mundur dari Hermon
Guna memulihkan akses warga dan menjaga stabilitas wilayah UNIFIL telah meminta agar sebagian tembok tersebut dibongkar.
PBB juga turut menekankan pentingnya menghormati wilayah Lebanon dan mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan untuk mencegah peningkatan ketegangan antara kedua negara.
Israel Bela Diri
Meskipun pemerintah Lebanon menuduh tembok ini melampaui Garis Biru dan melanggar kedaulatan mereka, Israel menegaskan bahwa pihaknya tidak salah.
Menurutnya seluruh pembangunan dilakukan di dalam wilayah yang diklaim sebagai milik mereka dan merupakan bagian dari langkah pertahanan yang sah.
Militer Israel menjelaskan pembangunan tembok beton di sepanjang perbatasan selatan dengan Lebanon merupakan kelanjutan dari rencana pertahanan yang dimulai sejak 2022, menyusul meningkatnya ketegangan dan konflik di kawasan perbatasan.
Dengan dibangunnya tembok ini, Israel berharap dapat mencegah infiltrasi kelompok bersenjata dan mengurangi risiko serangan roket atau penyusupan yang dapat membahayakan warga sipil maupun personel militer.
Selain itu, tembok tersebut memungkinkan pasukan Israel memantau pergerakan di sepanjang perbatasan secara lebih efektif.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.