Tingkatkan Penjualan Konbini Family Mart Bakal Merger Dengan UNY Holding
FamilyMart Co Ltd dan UNY Group Holdings Co Ltd September mendatang akan merger menjadi satu usaha
T
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - FamilyMart Co Ltd dan UNY Group Holdings Co Ltd September mendatang akan merger menjadi satu usaha dan akan menjadi konbini (convenience stores)
Merger antara Family Mart Co Ltd dan UNY Group Holdings Co menjadi perusahaan terbesar dalam hal penjualan rata-rata harian di Jepang nantinya, mengalahkan Seven Eleven saat ini. Sedangkan di peringkat asset menjadi terbesar ke dua setelah Seven Eleven.
"Ini usaha kami untuk meningkatkan profitabilitas dengan mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang ada," ungkap Isamu nakayama, CEO Family Mart dalam jumpa persnya kemarin (10/3/2015).
Penggabungan kedua perusahaan akan dilakukan September 2015 dan secara penuh diperkirakan terjadi mulai 2016.
UNY Group Holdings Co Ltd adalah pemilik Circle K dan Sunkus. Apabila mereka merger September 2015, jkumlah penjualan rata-rata per hari kelompok ini akan menjadi yang terbesar nantinya mencapai sekitar 948.000 yen per satu toko, dibandingkan Seven Eleven hanya mencapai 662.000 yen saat ini.
Namun dari segio asset banyaknya toko tetap terbesar Seven Eleven. Sedangkan Lawson akan menduduki peringkat ketiga nantinya di Jepang. Penjualan Lawson per hari per toko kini rata-rata 537.000 yen.
Merger ini diperkirakan banyak ahli ekonomi Jepang karena tajamnya persaingan konbini yang terjadi di Jepang saat ini di tengah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 8% dan akan menjadi 10% tahun 2016 mendatang.
Selain itu mereka pun diperkirakan akan membuat Private Label seperti yang dilakukan Seven Eleven saat ini, menjual barang dengan merek Seven Eleven sendiri.
Data dari Japan Franchise Association memperlihatkan jumlah penjualan konbini di Jepang turun 0,7% di bulan Januari 2015.
Penurunan jumlah penjualan ini yang ke 10 bulan berturut-turut menurun selama ini. Hal ini menunjukkan tanda yang kurang baik bagi persaingan banyak konbini di Jepang sehingga memunculkan merger.