JK Akui Ada Persaingan Jepang dan Tiongkok untuk Proyek Shinkansen di Indonesia
Pemilihan ini dicontohkan dalam proyek Shinkansen persaingan antara Jepang dan Tiongkok yang menawarkan Shinkansen kepada Indonesia akhir-akhir ini.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Indonesia hanya akan mengambil pilihan investasi dan proyek asing kalau menguntungkan Indonesia dan dapat mengembangkan negara Indonesia lebih lanjut.
"Kita hanya memilih yang menguntungkan bagi Indonesia dan juga melihat kemampuan Indonesia serta dapat mengembangkan Indonesia lebih baik lagi di masa depan apabila muncul penawaran asing," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan Indonesia di Tokyo, Jumat (22/5/2015).
Pemilihan ini dicontohkan dalam proyek Shinkansen (kereta peluru) persaingan antara Jepang dan Tiongkok yang menawarkan Shinkansen kepada Indonesia akhir-akhir ini.
"Kita masih lihat proposal yang masuk dari kedua negara. Memang kalau dari segi harga kita ketahui Tiongkok pasti lebih murah dari Jepang. Tapi kalau dari kualitas juga kita ketahui pasti Jepang jauh lebih baik dan aman sesuai pengalaman 50 tahun tanpa kecelakaan apapun. Namun kalau pakai harga yang ditawarkan Jepang bagi penumpang, ya sulit terjual karena sangat mahal ketimbang tiket pesawat terbang," jelas Jusuf Kalla.
Jadi menurut JK, Indonesia masih terus mempertimbangkan proyek Shinkansen tersebut dan diharapkan pihak swasta bisa mengambil alih proyek Shinkansen ini nantinya.
"Kalau pemerintah yang ambil dan harus subsidi besar sekali agar tiket penumpang jadi murah, ya berat juga ya," tambah JK.
Berbagai proyek asing yang ada di Indonesia menurutnya harus dipertimbangkan kalau menguntungkan Indonesia.
"Menguntungkan Indonesia, memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Itu sebabnya kita keluarkan UU Minerba yang melarang mineral mentah diekspor. Demikian pula kita minta asing agar bisa meningkatkan kualitas pekerja Indonesia bukan hanya mempekerjakan mereka saja. Serta berbagai hal yang bisa meningkatkan nilai tambah bagi Indonesia," ungkap JK.