Jumat, 19 September 2025

Penguatan Nilai Dolar AS Pengaruhi Pendapatan Daihatsu

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) cukup terpukul oleh penguatan nilai dolar AS terhadap nilai rupiah akhir-akhir ini.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Sudirman MR, President Director PT Astra Daihatsu Motor di Asakusa Tokyo. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) cukup terpukul oleh penguatan nilai dolar AS terhadap nilai rupiah akhir-akhir ini, walaupun lokal konten saat ini rata-rata sudah sekitar 86 persen. Namun 14 persen masih impor. Sedangkan mobil LCGC (Low Cost Green Car) lokal konten sudah mencapai 90 persen.

"Untuk lokal konten total rata-rata memang sudah mencapai 86 persen. Bahkan LCGC sudah mencapai 90 persen. Namun untuk LCGC bukan soal persentase tetapi ditentukan oleh jenis komponen bagian pertama, kedua, ketiga, keempat. Mesin sudah dibuat dalam negeri, blok mesin, cilinder head, crankshaft dan sebagainya. Meskipun demikian penguatan dolar AS tetap saja mempengaruhi kami," kata Sudirman MR, President Director PT Astra Daihatsu Motor khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (11/6/2015).

Pengaruh tersebut semakin diperparah lagi dengan penurunan daya beli masyarakat Indonesia saat ini.

"Pasar penurunan daya beli masyarakat saat ini ikut semakin memperparah penghasilan kami. Di satu sisi kami mendorong diskon supaya bisa lagi tetapi tentu mengurangi marjin. Sementara biaya produksi juga semakin naik. Belum lagi nilai rupiah yang semakin melemah, ikut melemahkan kami," katanya.

Menghadapi hal tersebut banyak hal dilakukan ADM saat ini antara lain melakukan efisiensi di berbagai bidang.

"Kondisi marjin perusahaan kurang bagus dibandingkan tahun sebelumnya, jadi harus dilakukan banyak efisiensi di banyak hal di dalam perusahaan," ungkapnya lebih lanjut.

Produksi ADM saat ini sekitar 530.000 unit per tahun. Produk line-up seperti Xenia, Terios, Gran Max dan Ayla diekspor 1.000 unit ke Jepang. LCGC dikeluarkan dan terjual baik.

"Komitmen Daihatsu dan sudah dipercayakan kepada kami dari kantor pusat, adalah pengembangan Pusat Riset dan Pengembangan (R&D) yang mampu melakukan pengetesan berbagai hal mengenai kendaraan bermotor," katanya.

Pada tahun 2019 nanti ADM sudah siap segalanya untuk melakukan R&D tersebut.

"Gedung desain engineering selesai. Test course jalanan 1 km selesai. Survei dilakukan bagi 24 jenis jalan dengan membikin simulasi test juga dilakukan. Termasuk test saat banjir, test lumpur karena di Indonesia masih banyak jalanan berlumpur," ujarnya.

Pengujian itu masih pula ditambah dengan pengujian tanjakan mobil.

Produk pembuatan/produksi dan R&D berada di kawasan industri Surya Cipta Karawang Timur.

"Pabrik terbaru kami dengan luas 97 hektar dan investasi untuk R&D saja nantinya mencapai 600 miliar rupiah untuk jangka panjang. Di sanalah kita melakukan transfer teknologi yang merupakan kesepatan bersama antara Daihatsu dan Astra International," lanjutnya.

Baru-baru ini President Daihatsu Motor Company Masanori Mitsui juga mendukung ADM 100 persen untuk diperkenankan  memproduksi mobil di Karawang, Jawa Barat. Daihatsu melihat ADM dianggap telah memiliki kemampuan lengkap untuk merancang produk otomotif sesuai yang disyaratkan prinsipal.

Sejak 2003 diluncurkannya Xenia/Avanza, Terios/Rush, Gran Max, dan pada tahun lalu keluar pula Ayla/Agya. Untuk mobil Ayla/Agya kandungan lokalnya diklaim sudah sekitar 90 persen.

Sebagai catatan, saham ADM dimiliki oleh DMC 61,7 persen, Astra International Tbk 31,9 persen, dan Toyota Tsusho Corporation 6,4 persen.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan