Tak Beri Kabar Datang ke Jepang, Muka Dibacok Pedang
Ono yang bos Chinese Dragon dari fraksi geng motor liar, menggunakan pedang Chinanya membacok lawannya yang berusia 31 tahun
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kesal karena tak memberikan kabar datang ke daerah kekuasaannya di Kabukicho Shinjuku Tokyo, Hiroshi Ono, 46, bos Chinese Dragon langsung menempeleng dan membacok muka lawannya dengan pedang China sehingga korban luka dan dirawat sampai dua minggu di rumah sakit.
"Kejadian 13 Mei lalu dan setelah semua bukti dan kesaksian terkumpul, polisi baru menangkap tersangka kemarin beserta anak buahnya," ujar sumber Tribunnews.com Selasa siang ini (14/7/2015).
Ono yang bos Chinese Dragon dari fraksi geng motor liar, menggunakan pedang Chinanya membacok lawannya yang berusia 31 tahun di dalam sebuah klub di Kabukicho Shinjuku. Ribut keduanya menurut saksi mata dilakukan dalam bahasa China.
Ono merupakan pemimpin fraksi geng motor liar Chise Dragon dengan anggota 50 orang. Lawannya, korban juga pemimpin geng Chinese Dragon di Ueno yang beranggotakan 100 orang.
Semua orang itu adalah keturunan China generasi kedua dan ketiga yang sudah lama menetap di Jepang dan menjadi warga negara Jepang.
Polisi kini menyelidiki lebih lanjut adanya kemungkinan bentrokan antar geng keduanya yang apabila benar demikian, akan berdampak kepada perang antar geng dalam waktu dekat.
Tahun 2013 pihak kepolisian Jepang mengkategorikan geng motor liar sebagai kelompok “pseudo-yakuza” yang nantinya kemungkinan besar menjadi anggota Yakuza tetap.
Kelompok keturunan China yang datang ke Jepang setelah perang dunia kedua tersebut, membantu geng tersendiri di Jepang dan melakukan aksinya dengan sangat kasar ketimbang Yakuza orang Jepang asli.
Hal serupa, kekasaran dilakukan kelompok penjahat dari yang keturunan Korea. Namun paling kasar dari semuanya yang dilakukan keturunan China.