Sabtu, 20 September 2025

Menelusuri jejak keturunan Indonesia asal Bawean di Vietnam

Ratusan orang keturunan Indonesia yang berasal dari Pulau Bawean tinggal di Ho Chi Minh, Vietnam, sejak masa penjajahan Belanda dan Jepang. Tujuan mereka datang ke Vietnam berbeda-beda.

Tak ada data yang pasti mengenai jumlah keturunan dan orang-orang asal Bawean di Vietnam. Namun, Imam Ally memperkirakan sekitar 400 orang.

Dari jumlah tersebut,ampir tak ada yang menguasai bahasa Indonesia ataupun bahasa Bawean, bahkan tradisi daerah asal pun tidak ada yang diteruskan.

“Sehari-hari kita menggunakan bahasa Vietnam, hanya orang tua saja yang bisa berbicara bahasa Melayu. Ada juga anak-anak muda yang bisa bahasa Indonesia karena sekolah di sana," jelas Imam Ally.

Imam Ally menikah dengan perempuan asli Vietnam dan anak-anaknya tinggal di Singapura dan Malaysia.

Sore itu Imam Ally ditemani Fatima (27) salah seorang kerabatnya yang pernah kuliah di Indonesia. Fatima mengaku tidak mengetahui asal usul nenek moyangnya seperti rata-rata keturunan Bawean di Vietnam.

“Saya baru tahu ketika besar, saya baru mengetahui nenek cerita kalau dia orang Boyan. Dia menikah dengan kakek saya dari suku Cham. Saya pun bisa bahasa Indonesia karena kuliah di sana,” jelas Fatima yang mengaku tak sempat ke Bawean selama berada di Indonesia.

“Saya tidak kenal siapa-siapa di sana, lagi pula nenek ke sini kan masih kecil sekali tak ingat apa-apa lagi,” tambah ibu satu anak itu.

Jadi Warga Negara Vietnam

Menurut cerita sang nenek pula, Fatima mengetahui keturunan Bawean di Vietnam sempat sulit mengurus identitas kewarganegaraan mereka.

“Pas mereka bikin kartu (KTP) itu ga boleh karena tidak jelas asalnya dari mana, tetapi karena sudah lama di sini akhirnya diakui oleh pemerintah,” jelas Fatima.

Hampir seluruh keturunan Bawean yang tinggal di Vietnam tidak memiliki identitas sebagai WNI karena mereka tiba negara tersebut ketika Indonesia belum merdeka.

Masalah kewarganegaraan ini muncul setelah Vietnam Selatan yang didukung Amerika Serikat dikalahkan oleh Vietnam Utara pada 1975.

Perubahan situasi politik dan keamanan di Vietnam membuat keturunan Bawean di Ho Chi Minh merasa khawatir, apalagi banyak juga dari mereka yang bekerja dengan AS.

Malte Stockhof mengatakan sejumlah keturunan Bawean di Vietnam berupaya untuk pulang, tetapi terkendala dokumen dan terputusnya kontak dengan keluarga di kampung halaman.

"Sebagian besar dari mereka tidak memiliki dokumen dan tidak bisa pulang ke Indonesia. Yang berhasil mengontak kerabatnya dapat pulang ke Bawean, tetapi jumlahnya sangat sedikit karena alat komunikasi yang sangat terbatas pada masa itu," jelas Stockhof.

Vietnam

Keturunan Bawean di Vietnam diperkirakan mencapai 400 orang.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan